Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Air Hujan Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Ajak Warga Pakai Masker
Advertisement . Scroll to see content

4 Mitos Menyesatkan soal Masker selama Pandemi Covid-19

Selasa, 11 Agustus 2020 - 10:09:00 WIB
4 Mitos Menyesatkan soal Masker selama Pandemi Covid-19
WHO mengatakan penggunaan masker bedah dalam waktu lama tidak menyebabkan keracunan CO2 dan kekurangan oksigen. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menggunakan masker merupakan salah satu protokol kesehatan yang harus diikuti untuk mencegah penyebaran Covid-19. Walaupun memasuki era New Normal, namun angka kasus positif Covid-19 terus bertambah. Termasuk di Indonesia yang kini angka positifnya mencapai lebih dari 127.000.

Sebab itu, penting untuk tetap mencegah penyebaran virus. Salah satunya menggunakan masker.

Namun, masih ada saja mitos-mitos terkait masker yang tersebar di masyarakat. Berikut rangkuman mitos tentang masker yang tidak boleh dipercaya, seperti dilansir dari CNet, Selasa (11/8/2020).

1. Masker sebabkan keracunan karbondioksida

Beberapa orang berpendapat bahwa medis atau masker bedah dapat memerangkap karbon dioksida yang dihembuskan, dan menyebabkan Anda menghirup lebih banyak CO2. Padahal, WHO telah mengatakan penggunaan masker bedah dalam waktu lama tidak menyebabkan keracunan CO2 atau karbondioksida dan kekurangan oksigen.

Justru, masker bedah merupakan alat pelindung diri yang penting dalam mencegah penyebaran Covid-19. Tentunya, dengan mengikuti protokol kesehatan lainnya yakni menjaga jarak 1-2 meter dengan orang lain dan sering mencuci tangan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut