IDAI Tanggapi PP Kesehatan Larang Produsen Susu Formula Pasang Iklan: Saya Dukung!
"Karena apa? Susu formula itu bukannya susunya sendiri yang jelek. Susunya itu kalau dikasih ke bayi aman-aman aja. Tapi jeleknya secara tidak langsung, satu, dia mencegah ASI eksklusif,” tuturnya.
“Padahal, ASI eksklusif itu luar biasa banyak manfaatnya. Ada antibody di situ, ada bonding dan ada rasa keibuannya tumbuh di situ. Bayinya juga lebih tenang kalau di dekat ibunya,” katanya.
Dokter Pripim mencontohkan beberapa kasus di rumah sakit atau klinik yang justru tidak mendukung ASI eksklusif, yakni dengan memberikan susu formula usai proses persalinan.
“Masalahnya kan sekarang gini, bayi lahir di rumah sakit atau klinik tertentu, pulangnya sudah dibekali susu formula, satu kaleng atau satu kotak. Ini kan nggak bener kaya gini,” katanya.
Padahal, dia menilai, rumah sakit dan klinik yang baik adalah yang mendukung program ASI ekslusif. Bahkan, dia sangat berharap jika para dokter terkait agar dibekali ilmu pengetahuan untuk bisa mendampingi pasien ibu melahirkan terkait pemberian ASI eksklusif.
“Rumah sakit yang sayang bayi, yang mendukung ASI, nggak boleh praktik seperti itu. Makanya peraturan pemerintah ini saya dukung 1.000 persen, saya dukung!” katanya.
“Tetapi, nggak cukup hanya itu. Harus diimbangi dengan dokter anaknya, bidannya, dokter kandungannya pun, itu harus diajarkan bagaimana mendampingi ibu supaya bisa memberikan ASI eksklusif. Poin itu penting,” tuturnya.
Editor: Vien Dimyati