Kajian Ilmiah Ungkap Tembakau Alternatif Miliki Risiko Rendah daripada Rokok

Kajian Ilmiah Ungkap Tembakau Alternatif Miliki Risiko Rendah daripada Rokok
Tembakau alternatif mengurangi jumlah perokok (Foto : The Economic Times)

JAKARTA, iNews.id - Perdebatan tentang rokok dan tembakau alternatif masih ramai dibicarakan. Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan snus, mendapatkan upaya penolakan di berbagai negara akibat adanya perbedaan persepsi.

Di sisi lain, sejumlah negara mengizinkan penjualan snus sebagai salah satu alternatif bagi perokok dewasa, seperti Swedia dan Amerika Serikat.

Dukungan tersebut dilengkapi dengan penetapan dan implementasi regulasi yang sesuai bagi produk tembakau alternatif. Hasilnya, jumlah perokok di Swedia berkurang drastis.

Snus merupakan produk berupa kantung tembakau cacah, berasal dari Swedia dan cukup populer di negara tersebut.

Berdasarkan data Public Health Agency of Sweden, jumlah perokok di Swedia menurun menjadi 8 persen untuk perokok pria dan 11 persen untuk perokok wanita pada 2016 dari total populasi sebesar 10 juta jiwa, dan menjadi yang terendah di Eropa. Bahkan angka perokok di Swedia tiga kali lebih rendah dari Bulgaria, Yunani, Hungaria, atau Turki.

“Nikotin bukanlah musuh kita. Tetapi, tembakau yang dibakar adalah sumber permasalahannya,” kata Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Johns Hopkins, David Abrams.

Amerika Serikat juga sudah memperkenalkan produk tembakau alternatif tersebut. Setelah melalui proses evaluasi yang ketat, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengizinkan snus dipasarkan di negara tersebut untuk pertama kalinya pada November 2015 karena dianggap sejalan dengan tujuan melindungi kesehatan publik.

Izin pemasaran dikeluarkan setelah FDA menyetujui permohonan Aplikasi Pra-Pemasaran Tembakau (Pre-Market Tobacco Application atau PMTA) yang diajukan oleh Swedish Match.

Kemudian pada Oktober 2019, melalui jalur aplikasi Produk Tembakau dengan Risiko yang dimodifikasi (Modified Risk Tobacco Products atau MRTP), FDA mengizinkan snus dijual di Amerika Serikat dengan klaim sebagai produk alternatif yang lebih rendah risiko dibandingkan dengan terus merokok. Keputusan ini dibuat setelah FDA meninjau bukti ilmiah yang diajukan Swedish Match.

Hasilnya, FDA menyatakan produk tersebut memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok. Selain itu, hasil kajian ilmiah juga menunjukkan bahwa pengguna snus berisiko lebih rendah terkena penyakit kanker mulut, penyakit jantung, kanker paru paru, stroke, emfisema, dan bronkitis kronis daripada perokok.

“Keputusan ini menunjukkan kelayakan bagi perusahaan (Swedish Match) untuk memasarkan secara spesifik produk-produk tembakau tersebut sebagai produk yang memiliki risiko lebih rendah bagi konsumen, setelah melalui evaluasi ilmiah. Tim ahli kami telah memeriksa aplikasi ini untuk memastikan bahwa produk tembakau tersebut memenuhi standar kesehatan masyarakat dalam undang-undang,” kata Komisaris FDA, Ned Sharpless.

Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya berharap Indonesia dapat belajar dari Amerika Serikat dalam mengatur produk tembakau alternatif. Keputusan yang dibuat FDA berdasarkan pada hasil penelitian yang menyeluruh dan kerangka regulasi berbasis kajian ilmiah, yaitu PMTA dan MRTP.

Untuk itu, sebelum membuat keputusan yang keliru terhadap produk tembakau alternatif, pemerintah bersama pemangku kepentingan lain harus mendorong kajian ilmiah di dalam negeri.

"Kami berharap Pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan untuk melakukan kajian ilmiah di dalam negeri yang melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan peneliti,” kata Amaliya melalui keterangannya di Jakarta, belum lama ini.

Kajian ilmiah tersebut juga dapat menjadi dasar bagi pemerintah untuk membentuk regulasi yang proporsional terhadap produk tembakau alternatif dengan mempertimbangkan profil risiko yang dimiliki.

“Harapannya hasil kajian ilmiah ini dapat memberikan perspektif baru terhadap produk tembakau alternatif. Selama ini, banyak persepsi yang keliru. Hal ini harus diluruskan, sehingga keberadaan produk tembakau alternatif dapat memberikan manfaat, terutama bagi perokok dewasa yang ingin beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko,” tutur Amaliya.

Editor : Vien Dimyati

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.



Lokasi Tidak Terdeteksi

Aktifkan untuk mendapatkan berita di sekitar Anda