Kajian Ilmiah Ungkap Tembakau Alternatif Miliki Risiko Rendah daripada Rokok
“Keputusan ini menunjukkan kelayakan bagi perusahaan (Swedish Match) untuk memasarkan secara spesifik produk-produk tembakau tersebut sebagai produk yang memiliki risiko lebih rendah bagi konsumen, setelah melalui evaluasi ilmiah. Tim ahli kami telah memeriksa aplikasi ini untuk memastikan bahwa produk tembakau tersebut memenuhi standar kesehatan masyarakat dalam undang-undang,” kata Komisaris FDA, Ned Sharpless.
Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya berharap Indonesia dapat belajar dari Amerika Serikat dalam mengatur produk tembakau alternatif. Keputusan yang dibuat FDA berdasarkan pada hasil penelitian yang menyeluruh dan kerangka regulasi berbasis kajian ilmiah, yaitu PMTA dan MRTP.
Untuk itu, sebelum membuat keputusan yang keliru terhadap produk tembakau alternatif, pemerintah bersama pemangku kepentingan lain harus mendorong kajian ilmiah di dalam negeri.
"Kami berharap Pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan untuk melakukan kajian ilmiah di dalam negeri yang melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan peneliti,” kata Amaliya melalui keterangannya di Jakarta, belum lama ini.
Kajian ilmiah tersebut juga dapat menjadi dasar bagi pemerintah untuk membentuk regulasi yang proporsional terhadap produk tembakau alternatif dengan mempertimbangkan profil risiko yang dimiliki.
“Harapannya hasil kajian ilmiah ini dapat memberikan perspektif baru terhadap produk tembakau alternatif. Selama ini, banyak persepsi yang keliru. Hal ini harus diluruskan, sehingga keberadaan produk tembakau alternatif dapat memberikan manfaat, terutama bagi perokok dewasa yang ingin beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko,” tutur Amaliya.
Editor: Vien Dimyati