Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ingatkan Bahaya Rokok, Yayasan Kanker Indonesia: Jangan Percaya Opini! 
Advertisement . Scroll to see content

Lagi Tren Harm Reduction, Ternyata Bisa Kurangi Risiko Penyakit akibat Rokok

Kamis, 24 Juni 2021 - 21:15:00 WIB
Lagi Tren Harm Reduction, Ternyata Bisa Kurangi Risiko Penyakit akibat Rokok
Hentikan kebiasaan merokok dengan solusi baru (Foto: WFSU News)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sudah menjadi hal umum jika rokok memiliki dampak besar terhadap kesehatan. Salah satu penyakit yang mengintai akibat rokok adalah paru, kanker, jantung, dan lainnya.

Indonesia memiliki jumlah perokok tertinggi di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia setelah Tiongkok dan India. Untuk mengatasi epidemi tersebut, diperlukan konsep pengurangan bahaya tembakau atau Harm Reduction yang lagi tren.

Salah satunya, melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, dan kantung nikotin. Alternatif ini dinilai dapat menjadi solusi baru.

Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran (UNPAD) Ardini Raksanagara mengatakan, pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi angka perokok, salah satunya dengan mendorong penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Meski sudah diterapkan, cara tersebut belum terlalu efektif. 

“Di negara maju itu dari tahun ke tahun jumlah prevalensi perokok menurun, sementara kita malah meningkat," ujar Ardini melalui keterangannya dikutip Kamis (24/6/2021).

Oleh karena itu, lanjutnya, dibutuhkan solusi lain untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia, salah satunya dapat dengan mengedepankan konsep pengurangan bahaya tembakau. Utamanya, karena solusi ini sudah teruji keberhasilannya di sejumlah negara. Selain pada tembakau, konsep ini sudah terlebih dahulu diterapkan pada produk yang memiliki risiko tinggi lainnya, seperti gula dan garam.

“Intinya, konsep ini adalah mengurangi bahaya kesehatan yang diakibatkan oleh zat yang digunakan,” kata Ardini.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut