Marak Pernikahan Anak, Psikolog: Bisa Menimbulkan Trauma Besar
Anak-anak di usia 13 tahun hingga 16 tahun, sambung Tandry, juga mengalami masa-masa pubertas, di mana faktor hormonal sangat menentukan emosi seseorang.
"Di usia ini, hormonal anak begitu bergejolak. SD, SMP, SMA adalah masa-masa galau, kita enggak tahu perasaan hati kita. Kita enggak ngerti dengan situasi hati kita," ucapnya.
Tak cuma itu, kata dia, pernikahan anak di bawah umur tak jarang juga menimbulkan trauma besar. Dan, penyembuhannya tidak mudah, serta butuh bertahun-tahun prosesnya.
"Mengobati seorang perempuan yang begitu trauma dengan pernikahan anak, butuh bertahun-tahun. Kalau bukan trauma, (dan pernikahan) bagian dari budaya, dia akan meneruskan (lagi pada anaknya), seperti lingkaran setan," ucapnya.
Maka itu, dia menekankan betapa pentingnya mencegah pernikahan anak dengan mengedukasi para orangtua tentang hak-hak anak, serta dampak menikahi di bawah umur.
Editor: Tuty Ocktaviany