Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Raja Salman Undang 1.300 Tokoh dari 100 Negara Haji Gratis, Tak Pakai Antre!
Advertisement . Scroll to see content

Penyakit Jantung Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Jemaah Haji 2025, Ini Faktanya

Minggu, 25 Mei 2025 - 10:54:00 WIB
Penyakit Jantung Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Jemaah Haji 2025, Ini Faktanya
53 jemaah haji 2025 meninggal dunia, kebanyakan akibat penyakit jantung. (Foto: Kemenkes)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data jumlah jemaah haji 2025 yang wafat di Tanah Suci hingga tanggal 23 Mei 2025, yaitu sebanyak 53 jiwa. 

Penyebab kematian terbanyak adalah penyakit jantung, menyerang 19 jiwa dari total 53 kasus meninggal dunia. Penyakit jantung yang dimaksud adalah penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic. 

Dari data tersebut, Kemenkes menekankan kepada para jemaah haji khususnya bagi lansia dan yang memiliki komorbid untuk lebih bija dalam menjalankan sunnah. 

Insiden kematian akibat penyakit jantung ini menjadi sorotan utama mengingat kondisi fisik jemaah haji yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan aktivitas fisik yang padat selama di Tanah Suci. 

Salah satu dari Tim Visitasi Kesehatan, dr Agus Sulistyawati, Sp.S saat visitasi kesehatan jemaah di Sektor 7 Daerah Kerja Makkah mengungkapkan, sebagian besar jemaah yang wafat memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan komorbid, serta kurang mengontrol diri untuk membatasi aktivitas fisik mereka.

"Kami sangat prihatin dengan angka kematian yang terjadi. Belasan jemaah telah berpulang, dan sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung," ujar dr Sulis biasa disapanya dalam keterangan resmi yang diperoleh iNews.id, Minggu (25/5/2025).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo juga turut prihatin dan menekankan bahwa puncak ibadah haji nanti saat di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) mulai tanggal 4 Juni pemberangkatannya dan membutuhkan persiapan serta manajemen diri yang baik.

"Para jemaah, terutama yang lansia atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi ibadah sunah yang membutuhkan pengerahan tenaga ekstra. Contohnya, mengurangi frekuensi umroh, tawaf sunah berulang kali, menghindari jalan kaki jarak jauh ke Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi, serta wisata ziarah. Jemaah harus memastikan waktu istirahat yang cukup," ungkap Liliek.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut