Perubahan Gaya Hidup Usai Pandemi, Investasi Kesehatan Jadi Prioritas!
Usia dan jenis kelamin
Usia menjadi faktor penentu besaran premi yang dibayarkan. Semakin tinggi usia seseorang, maka semakin mahal premi yang perlu dibayarkan. Alasannya, nasabah dengan usia lebih tinggi umumnya memiliki risiko kesehatan yang juga lebih tinggi. Sebaliknya, premi lebih terjangkau ditetapkan kepada nasabah usia muda karena risiko penyakitnya lebih rendah. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan membeli asuransi di usia produktif atau masih muda agar premi yang dikenakan relatif lebih rendah.
Selain usia, jenis kelamin juga menjadi faktor penentu lain. Secara umum, premi yang dibayarkan perempuan lebih besar dibandingkan pria dengan mempertimbangkan faktor lain. Premi yang lebih tinggi ini disebabkan karena wanita berpotensi lebih sering memeriksakan diri ke dokter untuk check up atau menggunakan obat resep. Risiko kesehatan pada wanita juga lebih tinggi dibanding pria, salah satunya karena mereka akan melahirkan.
Kebiasaan dan riwayat kesehatan
Faktor penentu besaran premi asuransi berikutnya adalah kebiasaan atau pola hidup yang terkait dengan kondisi kesehatan. Perokok aktif, misalnya, akan membayar premi cenderung lebih tinggi, sebab kebiasaan itu dianggap sebagai pola hidup yang dapat meningkatkan risiko penyakit dan kematian. Contoh lainnya adalah orang dengan berat badan berlebih akan membayar premi asuransi kesehatan lebih mahal ketimbang mereka yang memiliki berat badan normal.
Selain kebiasaan, riwayat kesehatan juga menjadi faktor penentu. Nasabah dengan riwayat penyakit kronik atau bawaan cenderung mendapatkan premi asuransi yang lebih tinggi. Selain itu, riwayat penyakit keluarga juga menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi dalam menentukan besaran premi, khususnya dalam produk asuransi kesehatan. Oleh karena itu, calon nasabah disarankan untuk membeli asuransi pada saat kondisi kesehatan masih bagus. Dalam kondisi kesehatan yang baik, premi yang akan dibebankan umumnya relatif lebih terjangkau.