Puasa Ramadan Menurunkan Risiko Penyakit Diabetes
Selain itu, lanjut dia, penurunan kadar insulin saat berpuasa menyebabkan meningkatnya growth hormone yang penting untuk pertumbuhan, untuk metabolisme tubuh yang sehat, untuk kekuatan otot dan penurunan berat badan.
Nadiyah menekankan puasa pada Ramadan merupakan bulan yang penuh insulin holiday. Puasa mampu meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin/menurunkan resistensi insulin sehingga menurunkan risiko seseorang mengalami penyakit diabetes.
"Penelitian menunjukkan puasa lebih efektif dalam menurunkan berat badan dan efektif menurunkan risiko penyakit diabetes dibandingkan dengan menjalani diet pembatasan asupan kalori," katanya.
Penelitian lain, kata Nadiyah, puasa selama 12 jam dalam sehari selama 1 bulan signifikan menurunkan inflamasi dalam tubuh. Inflamasi yang terjadi secara kronis pada tubuh menyebabkan tubuh rentan mengalami penyakit jantung dan kanker.
Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen dan hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Penelitian pada 110 orang yang obesitas menunjukkan puasa signifikan menurunkan tekanan darah, trigliserida darah, kolesterol total dan kolesterol LDL. Penelitian pada hewan menunjukkan puasa mampu menunda aging/penuaan sel dan memperpanjang umur.
"Manfaat-manfaat puasa di atas tentunya akan bersifat sustain bila kita mampu mengelola pola makan saat berbuka dan sahur. Dimulai dengan cara kita berbuka yang baik dan bijak, tidak berlebihan," kata Nadiyah.
Editor: Dani M Dahwilani