Ternyata, Cara Ini Mudahkan Pasien Cek Kesehatan tanpa Harus ke Dokter
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan virus Corona. Apalagi sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 terjadi di dunia dan Indonesia.
Virus ini telah membawa dampak yang sangat dalam terhadap aspek kehidupan termasuk aspek sosial, ekonomi, dan tentunya kesehatan. Karenanya, pelayanan kesehatan perlu melakukan berbagai adaptasi dan tentunya inovasi agar dapat bertahan sekaligus meningkatkan layanan, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Kirana Pritasari, staf ahli menteri bidang desentralisasi kesehatan dan PLT Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan mengatakan, perlu adanya target untuk menekan laju Pandemi Covid-19 berdasarkan 'Bed Occupancy Rate' yang tinggi baik di ruang isolasi maupun di ruang intensive care. Ini mengacu pada tahun kedua Pandemi di wilayah pulau Sumatera dan pulau Jawa.
"Jadi target penanganannya adalah menekan kondisi pandemi sesegera dan serendah mungkin. Akan tetapi penambahan kasus tetap terjadi dengan terlihat dari Bed Occupancy Rate yang tinggi baik di ruang isolasi maupun di ruang intensive care," tutur dr. Kirana Pritasari, Senin (7/6/2021)
Salah satu kasus yang sedang tinggi adalah di Kabupaten Kudus. Menurutnya, saat ini Kabupaten Kudus menghadapi tantangan tersendiri mengingat tingginya kasus termasuk adanya penularan pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Penutupan sementara sebagian layanan kesehatan di beberapa RS di Kabupaten Kudus menurunkan daya tampung untuk perawatan pasien Covid-19.
Salah satu jalan untuk mengatasi keterbatasan tempat tidur adalah dengan merujuk keluar Kabupaten Kudus, seperti kota Semarang atau daerah lain di sekitarnya. Hal ini juga menjadi kendala karena tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus cukup tinggi yang terkonfirmasi dengan status positif. Ini membutuhkan dukungan dari luar kabupaten.
Tiga Tahapan Penanganan
dr Kirana menjelaskan, strategi penanganan pandemi di Indonesia meliputi 3 tahapan metode. Tahap pertama dengan meningkatkan deteksi, yaitu scalling up testing di seluruh Indonesia, meningkatkan pelacakan kontak erat. Tahap kedua adalah terapi yang efektif dan meningkatkan pemantauan isolasi mandiri dan terpusat.
"Pemerintah perlu memastikan ketersediaan layanan Rumah Sakit (Tempat tidur, Tenaga kesehatan, Alat kesehatan, dan Obat) serta melakukan penelitian uji klinis terapi," kata dia.
Metode yang ketiga adalah vaksinasi, yang menjamin ketersediaan vaksin dan logistik Cold Chain. Memastikan distribusi vaksin berjalan dengan baik serta akselerasi vaksinasi dengan vaksinasi secara masal dan vaksinasi gotong royong.
"Mengacu pada ketiga hal tersebut, kita perlu melakukan peningkatan dan penguatan sistem data pun Informasi Kesehatan Nasional," ujar dr Kirana Pritasari.
Menurutnya, antisipasi peningkatan kasus Covid-19, dapat dilakukan melalui deteksi dini dengan jalan penggunaan rapid antigen yang sudah luas dilakukan dengan harapan seluruh kasus bisa terdeteksi lebih awal tanpa harus melakukan pemeriksaan PCR.
Termasuk melakukan peningkatan 3S, yaitu pertama, space, dengan penambahan ruang isolasi dan ICU khusus Covid-19, pengetatan/penundaan layanan non-emergency dan kasus elektif, penataan sistem rujukan.
Kedua, staff, dengan melakukan penyiapan kebutuhan SDM, pengaturan beban kerja tenaga kesehatan, update pengetahuan dan ketrampilan (pengobatan, perawatan, pencegahan penularan).
Ketiga, stuff, dengan menjaga ketersediaan obat-obatan Covid-19, meningkatkan ketersediaan peralatan medis dan bahan habis pakai, menjaga ketersediaan APD, serta pemanfaatan sistem informasi untuk memantau ketersediaan obat, peralatan, dan perbekalan kesehatan.
Teknologi Digital
Pada kesempatan berikutnya, dr Bayu Prawira Hie mengatakan, teknologi Digital Twin adalah teknologi yang sudah dikembangkan dan diterapkan sejak 2017 lalu. "Masyarakat perlu mengetahui, sebelumnya 4 tahun yang lalu teknologi berbasis kesehatan telah diterapkan," kata dia.
"Artinya teknologi bukan lagi rancangan atau wacana ke depan.Teknologi sudah banyak mengubah mindset atau pola pikir kita saat ini," kata dr. Bayu Prawira Hie.
dr Bayu mencontohkan, melalui pemeriksaan tekanan darah tanpa harus bertemu dokter karena sudah ada teknologi kesehatan berbasis aplikasi.
"Mutu teknologi digital twin ini adalah kita bisa mengetahui rekaman kesehatan sendiri melalui medical record yang terdapat dalam device sang pemilik akun tersebut" kata Bayu Prawira.
Teknologi digital yang di implementasikan melalui telemedicine, yaitu Artificial Intelegent (AI). Teknologi yang mampu dan setara dengan seorang dokter guna dapat mengetahui dan menganalisa berbagai jenis penyakit dan sudah lulus uji.
Editor: Vien Dimyati