Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemenkes: Keterisian RS Masih Stabil di Tengah Wabah Omicron
Advertisement . Scroll to see content

Ungkap Bahaya Varian Delta, Dokter Relawan: Jangan Ikut-Ikutan Negara Lain

Minggu, 01 Agustus 2021 - 07:44:00 WIB
Ungkap Bahaya Varian Delta, Dokter Relawan: Jangan Ikut-Ikutan Negara Lain
Dokter relawan Covid-19 mengungkapkan varian delta lebih berbahaya sehingga maayarakat Indonesia jangan ikut-ikutan tidak pakai masker seperti negara lain. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat menggunakan masker demi mencegah penularan virus. Namun ada beberapa negara yang mengklaim telah berhasil mengatasi Covid-19 dan membebaskan masyarakatnya kembali hidup normal tanpa masker.  

Salah satu negara yang sempat membebaskan warganya untuk tidak mengenakan masker adalah Amerika Serikat (AS) lantaran kasus positif sudah menurun dan cakupan vaksinasinya pun sudah sangat tinggi. Sayangnya belum lama iniPusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) kembali mewajibkan masyarakat untuk mengenakan masker meski sudah divaksin.  

Menanggapi hal tersebut, Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr Muhamad Fajri Adda’i mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu meniru negara lain. Sebab negara tersebut belum tentu sesuai dengan keadaan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini.


Perlu diketahui virus terus bermutasi. Dan varian delta menjadi perhatian dunia bahkan menyebabkan ledakan kasus di beberapa negara termasuk Indonesia.  

“Dunia menghadapi varian Delta yang kemungkinan 100  persen lebih cepat menular dibanding varian pertama dari Wuhan. Orang yang terinfeksi varian Delta memiliki jumlahvirus 1.000 kali lebih banyak dan masa inkubasinya lebih cepat yaitu 4 hari. Sementara varian lama hanya 3-14 hari atau rata-rata 7-8 hari,” kata dr Fajri dilansir melalui Instagram-nya @dr.fajriaddai, Minggu (1/8/2021).  

Saat ini varian Delta masih diteliti apakah membuat sakit menjadi lebih berat, atau penyebarannya yang lebih cepat ini akan membuat proporsi orang yang dirawat di rumah sakit lebih banyak. Dalam kesempatan yang sama dr Fajri juga menjelaskan mengenai mutasi pada tanduk Covid-19 varian Delta yang memiliki beberapa perubahan pada subunit S1.  

“Di dalamnya ada 3 mutasi pada receptor binding domain (RBD), tempat melekatnya virus pada sel manusia. Akibatnya proses infeksi lebih cepat serta dapat menghindari sistem imun,” katanya. 

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut