4 Sifat Wajib dan 4 Sifat Mustahil Rasul, Harus Tahu!
JAKARTA, iNews.id - Apa saja 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil Rasul? Sebagai utusan Allah SWT, Rasul tentu memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia biasa. Nyatanya, Rasul dibekali sifat-sifat yang melekat pada dirinya dalam menyampaikan wahyu Allah. Adapun 4 sifat wajib dan sifat mustahil Rasul bisa Anda simak berikut ini.
Secara harfiah, shidiq yang berasal dari Bahasa Arab memiliki arti ‘benar’ atau ‘jujur’. Maksudnya adalah Rasulullah selalu melakukan dan mengatakan kejujuran atau kebenaran.
Sebagai utusan Allah, para Rasul senantiasa dijaga dari perbuatan ingkar dan perkataan dusta.
Sifat ini termaktub dalam A-Qur’an surat Maryam ayat 41 yang berbunyi,
وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِبْرَٰهِيمَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا
Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.”
Sifat wajib Rasul lainnya adalah amanah atau memiliki arti ‘dapat dipercaya’ secara harfiah. Maksud dari sifat amanah adalah Rasulullah tidak pernah berkhianat dalam setiap perbuatan dan ucapannya.
Sifat amanah ini juga tertulis dalam Al-Qur’an ayat 106 sampai 107,
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa?’ Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.”
Tabligh yang berarti menyampaikan memiliki maksud bahwa Rasulullah senantiasa menyampaikan larangan dan perintah dari Allah SWT kepada umat manusia. Larangan dan perintah ini akan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia.
Sifat tersebut tertuang dalam kalam Allah SWT yang berbunyi,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Maidah: 67)
Sifat wajib Rasul yang terakhir adalah fathonah yang berarti cerdas secara harfiah. Sebagai pemimpin hamba-hamba Allah, Rasul harus bisa memutuskan dan berargumen dengan benar untuk mencapai kemaslahatan bersama.
Sebagaimana firman Allah SWT,
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَٰهَآ إِبْرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (Q.S. Al-An’am: 83).
Sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Rasul yang pertama adalah kidzib yang berarti ‘bohong’.
Perlu diketahui pula bahwa apa yang disampaikan semuanya berasal dari wahyu Allah SWT, bukan dari hawa nafsu utusanNya.
Hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 2-4,
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوٰى, وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ, اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ
Artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
Karena memiliki sifat amanah, seorang utusan Allah tidak mungkin memiliki sifat khianat atau ingkar janji.
Sifat tersebut tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 106.
اِتَّبِعۡ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
Artinya: "Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."