Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jumlah Penumpang Kereta Capai 1.285.141 pada Libur Idul Adha 2023
Advertisement . Scroll to see content

Contoh Khutbah Idul Adha 2023, Belajar Berkurban dari Nabi Ibrahim

Rabu, 28 Juni 2023 - 17:07:00 WIB
Contoh Khutbah Idul Adha 2023, Belajar Berkurban dari Nabi Ibrahim
Contoh khutbah Idul Adha 2023 (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Tidak ada gunanya jika anak kita sukses dalam belajar ilmu dunia, namun tidak mengenal shalat, kesulitan bangun untuk Shalat Subuh, hanya menguasai bacaan Al-Qur'an hingga tingkatan Iqra' 2, dan berbicara kasar kepada orang tua sendiri, bahkan sering berperilaku buruk terhadap sesama. Orang tua seharusnya mendidik anak bukan hanya untuk mencapai kesuksesan dalam dunia materi, tetapi lebih penting adalah pendidikan anak. Anak yang dididik menjadi shalih adalah amal jariyah yang berharga bagi orang tua di masa depan. Ingatlah dan kecamlah hal ini!


Selanjutnya, Nabi Ibrahim diberikan anugerah seorang anak yang "halim".


Dalam ayat tersebut, apa arti "halim"?


"Halim" mencakup beberapa sifat, antara lain:


Sabar, Berakhlak mulia, Lapang dada dan Memaafkan orang yang berbuat salah padanya.


Doa Nabi Ibrahim untuk memiliki seorang anak yang shalih benar-benar dikabulkan dengan diberikannya Ismail kepada beliau.


Ketika Ismail dewasa, kisah selanjutnya akan dijelaskan.


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.


Ketika Isma'il mencapai usia yang disebut sebagai "sa'ya," yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja, yaitu tujuh tahun ke atas, Ibrahim sangat mencintainya dan merasa bahwa putranya benar-benar bisa memberikan manfaat. Namun, pada saat Ismail berada pada usia tersebut, Ibrahim menghadapi ujian yang berat.


Ayat ini juga menjadi dalil bahwa penglihatan para nabi dalam mimpi adalah wahyu. Dalam hadits yang mencapai perkataan sahabat Ibnu 'Abbas, disebutkan bahwa "penglihatan para nabi dalam mimpi adalah wahyu." (Syaikh Musthafa Al-'Adawi dalam Tafsir Surat Ash-Shaffaat menyatakan bahwa sanad hadits ini dha'if). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa mimpi para nabi adalah wahyu karena mereka terjaga dari pengaruh setan. Hal ini juga disepakati oleh para ulama. Mimpi selain dari nabi bukanlah wahyu dan tidak bisa dijadikan pegangan. (Majmu'ah Al-Fatawa, 4:30).


Perhatikanlah betapa patuhnya Ismail ketika mendengar mimpi ayahnya untuk menyembelihnya. Dia bersedia bersabar dan mendorong ayahnya untuk bersabar pula.


Mari kita perhatikan Ismail, dia sangat patuh terhadap perintah Allah. Hal ini juga dapat dilihat pada ibunya. Ketika Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di sisi Masjidil Haram, perhatikan apa yang dikatakan oleh istrinya, Sarah, "Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan ini?" Ibrahim menjawab, "Ya." Istrinya berkata, "Jika begitu, Allah tidak akan menelantarkan kita di lembah ini." (HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubra, 5:98).


Inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi kita, yaitu menjadi patuh, sabar, dan bertawakkal pada Allah. Semoga kita mendapatkan istri dan anak yang patuh pada Allah, sabar, dan sepenuhnya bertawakkal pada-Nya. Dan semoga kita juga menjadi orang yang demikian.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut