JAKARTA, iNews.id - Umat Islam kini sudah memasuki Bulan Safar, bulan kedua dalam kalender hijriah. Berikut ini contoh teks khutbah Jumat minggu pertama Bulan Safar.
Bulan Safar 1445 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 18 Agustus 2023. Di kalangan masyarakat Jawa, Bulan Safar atau Sapar kerap dihubungkan dengan mitos bulan sial dan banyak bencana. Pada masa Arab Jahiliyah, bulan Safar juga disebut bulan sial.
Doa dan Zikir Menjelang Azan Subuh: Arab, Latin, dan Terjemahan
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
لا عدوى ولا طيرة ةلا هامة ةلا صفر وفر من المجذوم كما تفر من الأسد
Contoh Khutbah Jumat tentang Menikah: Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah
“Tidak ada wabah (yang menyebar secara sendirinya), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.”
Menurut Ibnu Utsaimin rahimahullah, kata Safar dalam hadis tersebut memiliki makna yang bervariasi. Namun yang paling kuat menurut umat Jahiliah adalah sebagai bulan kesialan.
Berikut contoh teks Khutbah Jumat Bulan Safar adalah Bulan Baik yang ditulis Ustaz Muqorrobin dilansir dari laman nuponorogo.
Teks Khutbah Jumat Minggu Pertama Bulan Safar
أَلْخُطْبَةُ الْأُوْلَى
أَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ. اَلْحَلَيْمِ السَّتَّارِ. اَالْمُتَفَضِّلِ بِالْعَطَاءِ الْمِدْرَارِ. اَالنَّافِذِ قَضَائُهُ بِمَا تَجْرِى فِيْهِ الْأَقْدَارُ. يُدْنِى وَيُبْعِدُ وَيُشْقِى وَيُسْعِدُ وَيُهْبِطُ وَيُصْعِدُ. وَرَبُّكُ يَخْلُقُ مَا يَشَاَءُ وَيَخْتَارُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ مُكَوِّرُ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهَ وَرَسُوْلُهُ الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى كَشَفَ الْكُرُوْبَ وَالْأَضْرَارَ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ مَا طَلَعَ فَجْرٌ وَاسْتَنَارَ.
أمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ, فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى.
Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah…
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya.
Saat ini kita berada di bulan Shafar, bulan kedua tahun hijriyyah. Nama Shafar terkait dengan aktivitas masyarakat Arab terdahulu. Shafar berarti kosong. Dinamakan demikian karena di bulan tersebut masyarakat kala itu berbondong-bondong keluar mengosongkan daerahnya, baik untuk berperang ataupun menjadi musafir.
Para ulama’ menyebutkan nama bulan Shafar sebagai Shafar al-Khoir yakni bulan Shafar yang penuh dengan kebaikan sebagai bentuk optimisme mengambil nilai-nilai positif dengan menyandangkan nama kebaikan bersanding dengan bulan Shafar.
Pada zaman jahiliah, berkembang anggapan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial atau dikenal dengan istilah tasya’um. Bulan yang tidak memiliki kehendak apa-apa ini diyakini mengandung keburukan-keburukan sehingga ada ketakutan bagi mereka untuk melakukan hal-hal tertentu. Pikiran semacam ini juga masih menjalar di zaman sekarang. Sebagian orang menganggap bahwa hari-hari tertentu membawa hoki alias keberuntungan, sementara hari-hari lainnya mengandung sebaliknya.
Padahal, seperti bulan-bulan lainnya, bulan Shafar netral dari kesialan atau ketentuan nasib buruk. Jika pun ada kejadian buruk di dalamnya, maka itu semata-mata karena faktor lain, yakni semata-mata atas kehendak Allah, bukan karena bulan Shafar itu sendiri.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw pernah bersabda:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ. (رواه البخاري ومسلم)
“Tidak ada ‘adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku