Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Contoh Teks Khutbah Jumat 26 September 2025 di Bulan Rabiul Akhir Singkat Terbaru
Advertisement . Scroll to see content

Contoh Teks Khutbah Jumat Minggu Pertama Bulan Safar Lengkap dengan Doanya

Kamis, 17 Agustus 2023 - 20:42:00 WIB
Contoh Teks Khutbah Jumat Minggu Pertama Bulan Safar Lengkap dengan Doanya
Teks Khutbah Jumat minggu pertama Bulan Safar yang bisa dijadikan referensi bagi khatib. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

‘Adwa adalah keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses sebelumnya dan tanpa seizin Allah. Thiyarah adalah keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung. Dalam masyarakat jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan burung terbang di sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang. Sementara bila melihat burung terbang di sebelah kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya pulang.

Sedangkan hamah adalah semacam anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu hinggap di atas rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut. Tak beda jauh dengan shafar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan malapetaka.

Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah…

Di masing-masing komunitas, baik di level keluarga, suku maupun bangsa selalu ada bulan tertentu yang dianggap sebagai bulan sial atau dijadikan “tersangka”. Sebagian orang jawa menganggap bulan Muharram atau Sura sebagai bulan sial. Sebagian lagi menganggap bulan Dzulqa’dah atau Selo/Apit sebgai bula sial. Di kalangan orang-orang arab, bulan sialnya adalah bulan Shafar dan Syawwal. Bangsa-bangsa lain juga memiliki bulan sial yang berbeda-beda. Keyakinan seperti ini mungkin dilatarbelakangi oleh dua hal:

Pertama, adanya tragedi atau peristiwa memilukan yang pernah terjadi pada nenek moyang mereka pada bulan, hari atau waktu tertentu. Lalu mereka menganggap bulan tersebut sebagai bulan sial dan berpesan kepada anak cucunya untuk mewaspadai bualan tersebut agar tidak mengalami tragedi tersebut.

Kedua, karena setiap manusia pada dasarnya punya sifat pesimis dengan kadar yang berbeda-beda. Jika sifat pesimis ini selalu dihubungkan dengan cerita nenek moyang dan cerita-cerita sial yang terjadi, maka pemilik sifat pesimis ini akan berburuk sangka terhadap sosok, tempat, atau waktu tertentu sebagai pembawa sial. Rasul Muhammad saw bersabda:

ثَلَاثٌ لَايَنْجُوْ مِنْهُنَّ أَحَدٌ: اَلظَّنُّ وَالطِّيَرَةُ وَالْحَسَدُ. (رواه إبن أبى الدنيا)

“Tiga perkara, tidak seorangpun yang selamat dari ketiganya; yaitu prasangka, pesimisme, dan hasad.” (HR. Ibnu Abi Dunya)

Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah…

Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah.

Rasulullah saw sendiri menampik anggapan negatif masyarakat jahiliah tentang bulan Shafar dengan sejumlah praktik positif. Habib Abu Bakar al-‘Adni dalam Mandhumah Syarh al-Atsar fî Ma Warada ‘an Syahri Shafar memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Safar, di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, hingga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah. Artinya, Rasulullah membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut