Abu Jahal Mengakui Ajaran Nabi Muhammad SAW
Abu Jahal sebenarnya sudah mengakui kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Namun, kebencian dan takut kehilangan kehormatan serta jabatan di kalangan Suku Quraisy membuat hatinya terkunci menerima kebenaran.
Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:
{فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ}
Artinya: karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. (Al-An'am: 33).
Ibnu Katisr dalam tafsirnya menerangkan ayat tersebut bermakna mereka (Abu Jahal dan orang-orang musyrikin Qurais) sama sekali tidak menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pendusta. Namun, mereka mengingkari ayat-ayat Allah (Al-An'am: 33).
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi SAW, "Sesungguhnya kami tidak menuduh dirimu pendusta, tetapi kamu hanya mendustakan apa yang kamu sampaikan itu.
Dalam riwayat lain dari Abu Yazid Al-Madani, bahwa Nabi SAW bersua dengan Abu Jahal, lalu berjabat tangan dengannya. Kemudian ada seorang lelaki berkata kepada Abu Jahal.
"Kalau tidak salah aku pernah melihatmu berjabat tangan dengan orang yang sabi ini (maksudnya Nabi Muhammad Saw)."
Abu Jahal menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar mengetahui bahwa dia adalah seorang nabi, tetapi bilakah bagi kami kalangan Bani' Abdu Manaf mau mengikutinya?"
Menurut takwil Abu Saleh dan Qatadah disebutkan, "Mereka mengetahui bahwa engkau adalah Rasulullah, tetapi mereka mengingkari (nya)."
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku