Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang Wajib Diketahui Umat Islam
وَأَمَّا مُحَمَّدٌ فَمَنْقُوْلٌ مِنْ صِفَّةٍ أَيْضًا, وَهُوَ فِي مَعْنَي مَحْمُوْدٌ. وَلَكِنْ فِيْهِ مَعْنَي الْمُبَالَغَةِ وَالتِّكْرَارِ, فَالْمُحَمَّدُ هُوَ الَّذِي حُمِدَ مَرَّةً بَعْدَ مَرَّةٍ كَمَا أَنَّ الْمُكَرَّمَ مَنْ أُكْرِمَ مَرَّةً بَعْدَ مَرَّةٍ
“Adapun nama Muhammad diambil dari isim sifat juga, maknanya adalah Mahmud (yang dipuji). Akan tetapi, di dalamnya mengandung makna mubalaghah (menunjukkan arti sangat) dan tikrar (terus-menerus), dengan demikian Muhammad adalah orang yang dipuji secara terus menerus, seperi halnya orang yang dimuliakan, yaitu orang yang dimuliakan secara terus-menerus.” (Abdurrahman al-Suhaili, juz 2, hlm 153).
Sedangkan penyebutan Ahmad terhadap Rasulullah, Imam al-Suhaili mengatakan hal itu merupakan penamaan terhadap dirinya dalam lisan Nabi Isa dan Musa AS (alladzî summiya bihi ‘ala lisân ‘îsâ wa mûsâ) dan diambil dari isim sifat juga, tetapi menggunakan makna tafdil (menunjukkan arti lebih), maka makna nama Ahmad adalah “ahmadu al-hamidîn li rabbihi—orang yang paling memuji Tuhannya di antara para pemuji lainnya.” Dalam hal ini, Nabi Musa bahkan pernah berdoa yang disertai penjelasan tentang nama Ahmad:
اللهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أُمَّةِ أَحْمَدَ, فَبِأَحْمَدَ ذُكِرَ قَبْلَ أَنْ يُذْكَرَ بِمُحَمَّدٍ, لِأَنَّ حَمْدَهُ لِرَبِّهِ كَانَ قَبْلَ حَمْدِ النَّاسِ لَهُ, فَلَمَّا وُجِدَ وَبُعِثَ, كَانَ مُحَمَّدًا بِالْفِعْلِ
“Ya Allah, jadikanlah aku bagian dari umat Ahmad, yang dengan nama Ahmad dia telah disebut sebelum dia disebut dengan nama Muhammad, karena dia memuji Tuhannya sebelum ada manusia yang memujinya, maka ketika dia telah hadir dan diutus, dia menjadi Muhammad, orang yang dipuji karena perilakunya.”(Abdurrahman al-Suhaili, juz 2, hlm 153).