5 Sikap Muslim terhadap Wabah Covid-19 agar Terhindar dari Keburukan
Tidak bolehnya berkumpul, harus menghindari kontak fisik dan wajibnya menjaga jarak selama masa penyebaran Covid 19 ini adalah bentuk nyata dari upaya agar tidak memberi madharat kepada orang lain. Masalahnya bukan sekadar agar tidak tertular dari orang lain, tetapi juga tidak menulari orang lain.
إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أَثَرَةٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، كَيْفَ تَأْمُرُ مَنْ أَدْرَكَ مِنَّا ذَلِكَ؟ قَالَ: «تُؤَدُّونَ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ، وَتَسْأَلُونَ اللهَ الَّذِي لَكُمْ
Dari Abdullah bin Mas’ud: Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh, sepeninggalku akan ada penguasa-penguasa negara yang mementingkan diri sendiri dan membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tidak kalian sukai.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, lantas apa yang anda perintahkan kepada kami ketika mengalami peristiwa tersebut?.” Beliau menjawab: “Tunaikanlah kewajiban kalian dan mintalah hak kalian kepada Allah.” (H. Muslim)
5. Wajib Mengupayakan Pengobatan
Syariah Islam telah memerintahkan kepada kita sebagai hamba Allah untuk selalu mengupayakan kesembuhan. Sebab setiap penyakit itu datangnya dari Allah SWT. Dan Allah SWT tidak pernah menurunkan suatu penyakit kecuali diturunkan juga obatnya. Maka tugas dan kewajiban kita adalah untuk menemukan obat dari suatu penyakit.
Memang kita bukan ahli dalam bidang pengobatan penyakit, namun setidaknya ikut mendukung semua pihak dalam rangka mendapatkan obat atas suatu penyakit. Perintah ini memang datang dari sisi Nabi SAW :
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla.” (HR. Muslim)
Jadi penyakit itu harus diupayakan obatnya dan bukan hanya didiamkan saja. Benar bahwa tubuh punya zat antibodi yang bisa melawan penyakit. Namun bukan berarti tidak perlu berobat.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki