Surat Yasin Ayat 74-75 tentang Celaan untuk Mereka yang Menuhankan Selain Allah
JAKARTA, iNews.id - Surat Yasin Ayat 74-75 tentang celaan untuk mereka yang menuhankan selain Allah dapat dijadikan pelajaran penuh hikmah.
Sebagai seorang muslim, memahami kandungan ayat Al Quran memang sangat dianjurkan agar mendapatkan pencerahan, hikmah, barokah dari Allah.
Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al Qur'an yang mengandung intisari dari Al Quran. Oleh sebab itu, surat yang terdiri dari 83 ayat ini juga disebut sebagai jantungnya Al Quran.
Surat Yasin secara keseluruhan pada intinya menjelaskan banyak hal mengenai keberadaan Allah, kekuasaan Allah terhadap segala hal, keimanan kepada Allah, hari kiamat, hingga tentang para nabi dan maksud ditugaskannya.
Terdapat ayat yang menjelaskan celaan terhadap orang-orang yang menyekutukan Allah, yang dijelaskan pada ayat 74-75.
Berikut adalah kandungan serta tafsirnya yang dilansir iNews.id, Kamis (8/12/2022).
Seperti telah disinggung sebelumnya, surat Yasin ayat 74-75 menerangkan
وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ
لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُندٌ مُّحْضَرُونَ
Latin: Wattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarụn
Lā yastaṭī'ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụn
Artinya: Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapatkan pertolongan.
Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka. (QS. Yasin: 74-75)
Mengutip laman Tafsir Al Quran, Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa berbagai kenikmatan telah diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana yang disinggung pada ayat-ayat sebelumnya.
Maka hendaknya itu semua disyukuri dengan cara hanya menyembah dan menaati Allah Swt.
Namun, orang-orang kafir dan musyrik mengingkari kewajiban tersebut. Mereka kufur nikmat, tetap bertahan dalam kesesatan dan tidak mau menyembah Allah.
Mereka justru menyembah sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat maupun mudharat.
Alasan mereka menyekutukan Allah menurut at-Tabataba’i adalah karena mereka meyakini bahwa Allah telah menyerahkan pengaturan seluruh alam semesta kepada sesembahan-sesembahan tersebut, yang baik maupun yang buruk.
Mereka menyembah sesembahan selain Allah supaya mendapatkan kerelaannya, sehingga tidak dimurkai atau dihambat rezekinya.
Adapun menurut Nawawi al-Bantani, mereka menyembah selain Allah karena berkeyakinan bahwa sesembahan tersebut akan mampu menolong mereka dari azab Allah.
Dalam tafsir al-Wajiz, al-Wahidi menerangkan bahwa yang dimaksud dengan muhdzoruun pada ayat 75 adalah berhala-berhala yang disembah orang musyrik.
Berhala-berhala tersebut akan menjadi bahan bakar para penghuni neraka. Artinya berhala-berhala ini akan dihadirkan pula di dalam neraka.