Tutup Kongres Rohis 2025, Menag Minta Pemimpin Muda Kuasai Ilmu dan Berintegritas
JAKARTA, iNews.id - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya dibangun dari kecerdasan, tetapi juga keluhuran akhlak dan kerendahan hati. Hal itu diungkapkan menag saat menutup Kongres Rohis Nasional I 2025.
“Banyak yang pintar, tetapi tidak semua bisa memimpin dengan hati. Ilmu adalah bekal, tetapi akhlak adalah kompas,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Menag menekankan bahwa pemimpin muda harus menguasai ilmu, menjaga integritas, dan senantiasa memelihara kerendahan hati sebagai pondasi kepemimpinan yang amanah. Dia mengajak pelajar membiasakan disiplin, refleksi diri, dan keteladanan sebagai karakter pemimpin masa depan.
Kemenag juga memastikan kemudahan akses pendidikan bagi semua peserta kongres. "Saya mengapresiasi kalian semua, semua yang hadir di sini, kami akan memberikan kesempatan untuk masuk ke UIN tanpa tes, bahkan Insya Allah juga kita usahakan beasiswa," katanya.
Jalur beasiswa luar negeri dibuka untuk negara-negara seperti Mesir, Maroko, Arab Saudi, hingga sejumlah universitas di Eropa. Serta peserta dengan hafalan Al-Qur’an dan rekam jejak pembinaan Rohis mendapat prioritas khusus. “Tidak boleh ada anak Rohis yang tertinggal karena soal biaya. Negara hadir,” kata Menag.
Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno mengukuhkan Pengurus Rohis Nasional periode 2025–2027 melalui pembacaan naskah resmi dan penyerahan simbol organisasi.
Dia menyampaikan pesan yang menjadi sorotan kongres: pelajar tidak perlu menunggu untuk menjadi pemimpin. “Subbanul yaum rijalul al-an. Anda bukan pemimpin masa depan, Anda pemimpin hari ini,” katanya.
Dirjen menilai bahwa dinamika sosial menuntut pelajar untuk berani mengambil peran strategis sejak dini, baik di sekolah, komunitas Rohis, maupun ruang digital. Proses pemilihan Presiden Rohis dianggap sebagai miniatur pelatihan kepemimpinan nyata yang melatih komunikasi, jejaring, pengambilan keputusan, serta kemampuan merumuskan visi.
Kongres ini memadukan pembinaan karakter, kompetisi inovasi, hingga pelatihan jejaring kepemimpinan. Peserta mengikuti beragam agenda, termasuk pemilihan presiden, diskusi kebangsaan, hingga branding competition untuk mengasah kreativitas generasi muda.