Luna Maya Bekukan Sel Telur Agar Bisa Punya Momongan, Seperti Ini Prosedurnya
Namun pada kondisi tertentu, Prof Arief menyarankan agar masyarakat membekukan sel telur atau spermanya. Misalnya pada seseorang yang baru didiagnosis terkena kanker namun belum menikah atau memiliki anak. Sebelum melakukan kemoterapi, ada baiknya sel telur atau sperma dibekukan. Sebab setelah kemoterapi sel telur atau sperma sudah tidak sehat lagi.
"Saya sempat diskusi dengan dokter di RS Kanker Dharmais, ternyata ada komunikasi yang belum jalan. Jadi sebenarnya banyak pasien kanker, baik pria maupun wanita, setelah kemoterapi sel telur dan spermanya rusak sampai 0. Kalau rusak, 0, ketika menikah ingin punya anak sudah tidak ada harapan lagi," ujar Prof Arief.
"Oleh karenanya, bila ada pasien yang harus kemoterapi dengan kondisi belum menikah dan berpikir suatu saat ingin menikah dan punya anak, lebih baik segera egg banking atau sperm banking, dibekukan. Baru setelah itu penyakitnya di-treatment supaya sembuh, sehat. Setelah itu dengan sel telur atau sperma yang dibekukan bisa punya anak," kata Prof Arief lagi
Adapun pembekuan sel telur dan sperma juga dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang menjalani hubungan jarak jauh dan sedang program hamil. Program bisa menjadi terganggu apabila di saat istri sedang dalam masa subur suaminya tidak ada karena harus bertugas. Dengan membekukan sperma, pembuahan bisa dilakukan kapan saja melalui teknologi tanpa harus berhubungan badan.
"Jadi pas istri sedang dalam masa subur, bisa dilakukan fertilisasi atau pembuahan menggunakan sperma yang dibekukan," kata Prof Arief.
Editor: Dyah Ayu Pamela