Meski begitu, Purbaya mengakui bahwa pemulihan ekonomi pascakrisis belum diikuti dengan transformasi struktural yang kuat. Ia menyebut, pertumbuhan saat ini lebih banyak ditopang sektor jasa (services) yang tumbuh sekitar 5 persen dan menyumbang 54 persen terhadap PDB, sementara sektor manufaktur terus menurun.
Kanal Lapor Pak Purbaya Banjir Aduan Warga, Ini Kasus Paling Menonjol
“Per sektornya hampir enggak tumbuh, dicekik. Sektor manufaktur turun terus, itu yang disebut de-industrialisasi,” tegasnya. Sementara sektor pertanian disebut masih stabil di kisaran 13,4 persen, tetapi belum menjadi penggerak utama ekonomi nasional.
Menurut Menkeu, kondisi tersebut menunjukkan transformasi ekonomi Indonesia belum berjalan optimal. “Harusnya agriculture turun ke level rendah dan manufacture naik terus. Tapi ini enggak terjadi, makanya setelah krisis ekonomi kita tumbuhnya lambat,” ujarnya.
Ia menambahkan, langkah ke depan bukan berarti mematikan sektor pertanian, tetapi meningkatkan produktivitasnya. “Agriculture-nya jangan dimatikan. Sedikit orang tapi lebih produktif. Seperti program food estate boleh, tapi sektor industrinya jangan ditinggalkan,” kata Purbaya.
Menutup pemaparannya, Menkeu menekankan pentingnya strategi ekonomi berbasis metronomics, pendekatan makroekonomi yang terukur dan berbasis data. Menurutnya, strategi ini penting agar Indonesia tidak terus terjebak pada pertumbuhan moderat dan bisa bertransformasi menuju negara industri maju.
Editor: Komaruddin Bagja