Anggaran yang disedot dari APBN tersebut terdiri dari atas, pertama, dana di bidang kesehatan sebesar Rp87,55 triliun termasuk di dalamnya belanja penanganan Covid-19, tenaga medis, santunan kematian, bantuan iuran BPJS kesehatan nasional, pembiayaan Gugus Tugas, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan.
Kedua, dana perlindungan sosial yang menyangkut terkait Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, bantuan sosial (bansos) untuk Jabodetabek, bansos untuk non-Jabodetabek, kartu prakerja, diskon listrik yang diperpanjang menjadi enam bulan, dan logistik sembako, serta Bantuan Langsung Tunai Dana Desa mencakup Rp203,9 triliun.
"Ketiga, dukungan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bentuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi dan mendukung modal kerja bagi UMKM yang pinjamannya sampai dengan Rp10 miliar, serta belanja untuk penjaminan untuk kredit modal kerja darurat dan diberikan kepada UMKM di bawah pinjaman Rp10 miliar. Itu dukungan dalam APBN mencakup Rp123,46 triliun," ujarnya.
Kemudian di posisi kelima terkait reaksi China terhadap kerusuhan di Amerika Serikat. Media milik Pemerintah China akhir pekan ini membidik Pemerintah AS karena banyaknya kota di negeri Paman Sam dicekam aksi protes dan kerusuhan yang dipicu oleh kematian pria berkulit hitam, George Floyd.
Media itu lantas membandingkan kerusuhan di AS tersebut dengan gerakan prodemokrasi di Hong Kong. Beijing memang telah lama dibuat geram oleh kritik yang datang bertubi-tubi dari Barat, terutama Washington DC, atas penanganan protes prodemokrasi yang mengguncang Hong Kong tahun lalu.