Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Yakin Iran Tak Punya Kemampuan Nuklir Lagi
Advertisement . Scroll to see content

Amnesty: Iran Bunuh Lebih dari 20 Anak saat Protes Anti-Pemerintah November 2019

Rabu, 04 Maret 2020 - 10:18:00 WIB
Amnesty: Iran Bunuh Lebih dari 20 Anak saat Protes Anti-Pemerintah November 2019
Ilustrasi seorang demonstran ketika protes pecah di Karbala, 22 Desember 2019. (FOTO: Mohammed SAWAF / AFP)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menuduh pasukan keamanan Iran membunuh 23 anak-anak, sebagian besar dengan amunisi. Itu terjadi saat pembantaian terhadap protes anti-pemerintah pada November lalu.

Protes pecah di Iran dari 15 November setelah pengumuman kenaikan harga bensin yang mengejutkan. Pihak berwenang menanggapi dengan tindakan keras, yang menurut Amnesty menewaskan 304 orang.

Dalam laporan terbarunya, Amnesty menyatakan memiliki bukti bahwa setidaknya 23 anak-anak terbunuh.

"22 di antaranya dibunuh oleh pasukan keamanan secara tidak sah, menembakkan amunisi langsung kepada para pengunjuk rasa dan pengamat yang tidak bersenjata," demikian isi laporan tersebut, seperti dilaporkan AFP, Rabu (4/3/2020).

Anak-anak yang terbunuh termasuk 22 anak laki-laki, berusia antara 12 dan 17 tahun, dan seorang gadis dilaporkan berusia antara delapan hingga 12 tahun.

"Harus ada investigasi independen dan tidak memihak terhadap pembunuhan-pembunuhan ini, dan mereka yang diduga memerintahkan serta melaksanakannya harus dituntut dalam pengadilan yang adil," kata Direktur Penelitian dan Advokasi Amnesty untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther.

Dua belas dari 23 kematian -yanga ada di 13 kota di enam provinsi di seluruh negeri- terjadi pada 16 November, delapan lainnya pada 17 November, dan tiga pada 18 November.

"Fakta bahwa sebagian besar kematian anak-anak itu terjadi hanya dalam dua hari adalah bukti lebih lanjut bahwa pasukan keamanan Iran melakukan pembunuhan besar-besaran untuk meredakan perbedaan pendapat dengan cara apa pun," kata Luther.

Amnesty International mengaku sudah menulis surat kepada Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli beserta nama 23 anak-anak yang terbunuh, tetapi tidak mendapat tanggapan.

Disebutkna, kerabat beberapa anak yang tewas menjadi sasaran pelecehan dan intimidasi, termasuk pengawasan dan interogasi oleh pejabat intelijen dan keamanan.

Hal ini, menurut Amnesty, sebagai bagian diintimidasi oleh negara untuk mencegah mereka berbicara secara terbuka tentang kematian bocah-bocah itu.

"Keluarga anak-anak yang terbunuh selama protes menghadapi kampanye pelecehan yang kejam untuk mengintimidasi mereka agar tidak berbicara," kata Luther.

Laporan Amnesty ini didasarkan pada bukti dari video dan foto, surat kematian dan penguburan, laporan dari saksi mata dan kerabat korban, serta informasi yang dikumpulkan dari aktivis hak asasi manusia dan jurnalis.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut