Aparat Myanmar Terlibat Baku Tembak di Perbatasan China
Junta militer kini harus menghadapi lebih banyak konflik sejak merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi. Berbagai kelompok etnik bersenjata yang telah berperang selama beberapa dekade terakhir untuk menuntut otonomi yang lebih besar kepada pemerintah pusat Myanmar, kini telah bergabung dengan gerakan baru penentang kudeta.
Sementara itu, aksi protes melawan kekuasaan militer berlangsung setiap hari di Maynamar. Aksi mogok pun telah melumpuhkan rumah sakit, sekolah, dan banyak bisnis swasta di negara itu.
Lebih dari 125.000 guru (hampir sepertiga dari total tenaga pengajar di Myanmar) telah diberhentikan sementara karena turut bergabung dengan gerakan menentang kudeta.
Sementara, sedikitnya 815 orang telah dibunuh aparat keamanan Myanmar sejak kudeta, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Editor: Ahmad Islamy Jamil