AS dan PBB Kecam Kekerasan Aparat Myanmar usai 1 Perempuan Kritis Tertembak di Kepala
NAYPYITAW, iNews.id – Dunia internasional mengecam tindakan represif Myanmar terhadap demonstran yang menentang kudeta. Kecaman antara lain datang dari AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan sedang meninjau ulang bantuan kepada Myanmar. Pemerintahan Presiden Joe Biden akan memastikan militer yang bertanggung jawab atas kudeta mendapatkan konsekuensi .
“Kami mengulangi seruan kami kepada militer untuk melepaskan kekuasaan, memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, membebaskan mereka yang ditahan, mencabut semua pembatasan telekomunikasi, dan menahan diri dari kekerasan,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, dikutip Reuters, Rabu (10/2/2021).
Aksi unjuk rasa di hampir seluruh wilayah Myanmar, Rabu (10/2/2021), dan semakin meluas. Ribuan orang di Yangon dan Naypyitaw serta kota besar lainnya, berbaris menentang menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi. Polisi melepaskan meriam air ke dan beberapa tembakan sempat terdengar.
Dokter di Naypyitaw mengatakan, seorang perempuan tertembak di kepala. Korban kini dalam kondisi kritis dan diperkirakan tidak akan selamat. Perempuan yang memakai helm saat unjuk rasa itu tiba-tiba roboh. Ada tanda di helmnya menunjukkan bekas lubang peluru.
Dokter menyebutkan, selain perempuan tersebut, ada tiga orang lainnya sedang dirawat karena luka akibat peluru karet. Polisi sempat melepaskan beberapa tembakan yang sebagian besar diarahkan ke udara, untuk mengusir pengunjuk rasa.
PBB meminta militer Myanmar untuk menghormati hak rakyat yang melakukan protes secara damai. “Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para demonstran tidak dapat diterima," kata Ola Almgren, perwakilan PBB di Myanmar.