Atas Permintaan China, WHO Pantau Munculnya Wabah Pes di Mongolia
BEIJING, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau kasus wabah pes yang kembali muncul di Mongolia. Langkah tersebut diambil setelah mendapat permintaan dari China pada 6 Juli.
Dilansir dari AFP, Selasa (7/7/2020), otoritas kesehatan China mendapat laporan munculnya kasus pes di wilayah utara yang berbatasan dengan Mongolia yakni dialami oleh seorang pengembala hewan ternak.
Dua kasus lain dikonfirmasi terjadi di Provinsi Khovd di Mongolia pada pekan lalu. Penderitanya berasal dari lingkungan yang mengonsumsi daging marmut.
Meskipun pes bukan wabah yang dianggap sangat berbahaya, WHO memastikan kemitraan dengan China berupaya mengontrol penyakit tersebut agar tidak kembali menyebar luas di tengah pandemi Covid-19.
"Wabah Pes telah berada di tengah kami selama berabad-abad," kata juru bicara WHO, Margaret Harris.
"Kami sedang melacak kasus-kasus pes lainnya di China. Ini dikelola dengan baik. Saat ini, kami tidak mengganggapnya berisiko tinggi, tetapi kami mengawasinya dengan cermat," lanjutnya.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), wabah pes tergolong langka di China dan bisa diobati. Sejak tahun 2014, data NHC mencatat sedikitnya lima orang meninggal disebabkan pes.
Kasus terbaru pes pertama kali dilaporkan pada Sabtu (4/7) lalu di rumah sakit wilayah Banner Tengah Urad, Inner Mongolia, tepatnya di kota Bayannur. Belum jelas bagaimana pasien bisa terinfeksi bakteri tersebut. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, pasien dinyatakan dalam kondisi stabil.
"Wabah pes jarang terjadi, biasanya ditemukan di wilayah geografis tertentu di seluruh dunia dimana wabah itu masih endemik."
"Pes adalah wabah yang paling umum ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi serta kontak langsung dengan hewan kecil lainnya. Tidak mudah menular antar manusia," ucapnya.
Editor: Arif Budiwinarto