LONDON, iNews.id - Biaya hidup di Inggris kini makin mencekik. Melambungnya harga barang-barang mendorong sebagian warga di negara itu untuk berjudi dan berinvestasi di mata uang kripto sebagai upaya mencukupi kebutuhan.
Lembaga sosial yang menangani para pecandu judi, GamCare, pada Kamis (23/6/2022) menyatakan, pihaknya banyak menerima telepon dari penerima bantuan sosial yang berjudi dan berharap menang agar bisa menutupi kebutuhan. Akan tetapi, mereka kalah taruhan.
Australia Bikin Perjanjian Keamanan dengan Indonesia, Jawab Isu Rusia Ingin Kerahkan Pesawat Pengebom Nuklir ke RI
Lembaga itu melaporkan, beberapa orang yang telah pulih dari kecanduan kini berjudi lagi karena tekanan finansial.
Masyarakat di Inggris, salah satu dari tujuh negara maju dalam G7, tengah menghadapi tingginya angka inflasi yang mencapai 9,1 persen pada Mei, rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Bank sentral Inggris, Bank of England, telah memperingatkan bahwa inflasi dapat menembus angka 11 persen pada Oktober.
Sanksi Barat ke Rusia Bikin Inggris Menderita, Isi BBM Mobil Full Tank Nyaris Rp2 Juta!
Sebuah survei dengan 4.000 lebih responden oleh GamCare dan dirilis pada Kamis menunjukkan 46 persen di antaranya mengaku khawatir dengan kondisi keuangan mereka. Lebih dari separuh responden mengaku telah berjudi dalam 12 bulan terakhir dan sebagian besar dari mereka kehilangan uang.
"Para penasihat di layanan bantuan kami mendengarkan bahwa biaya hidup sedang mempengaruhi perilaku berjudi, khususnya di kalangan mereka yang telah pulih (dari kecanduan)," kata Kepala Eksekutif GamCare, Anna Hemmings.
Puluhan Ribu Karyawan Kereta Api Mogok, Inggris Lumpuh!
"Kami juga tahu tim kami mendengar lebih banyak orang yang mencari bantuan terkait perdagangan kripto," katanya.
Inggris Siap Beri Pinjaman Rp22,3 Triliun untuk Kembangkan MRT Jakarta
Orang-orang yang membeli Bitcoin dengan poundsterling enam bulan lalu dan berharap bisa memenuhi kebutuhan hidup telah kehilangan 55 persen dari investasi mereka hingga Kamis (23/6/2022).
GamCare mengatakan, 43 persen penjudi bermasalah telah berinvestasi di mata uang kripto, 25 persen di antaranya mengaku ingin berinvestasi lebih banyak lagi untuk menutupi kerugian. Sebagai perbandingan, hanya ada 7 persen dari total investor kripto yang ingin menanamkan uangnya lebih banyak pada mata uang digital itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku