China Operasikan Reaktor Nuklir Buatan Dalam Negeri untuk Pertama Kali
BEIJING, iNews.id - China mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama yang dikembangkan di dalam negeri, Hualong One. Ini merupakan langkan penting dalam upaya negara itu mengurangi kebergantungan ebergi nuklir dari negara Barat.
Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNC) menyatakan, reaktor itu mulai terhubung dengan jaringan listrik nasional, Jumat (27/11/2020), dan mampu menghasilkan 10 miliar kWH setiap tahun atau mampu mengurangi emisi karbon sebesar 8,16 juta ton.
"Ini menandai China telah melampaui monopoli teknologi tenaga nuklir asing dan secara resmi memasuki gelombang pertama (penggunaan) teknologi itu di negara-negara maju," kata CNNC, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (28/11/2020).
Pembangkit nuklir memasok kurang dari 5 persen kebutuhan listrik tahunan China pada 2019. Namun dengan hadirnya PLTN ini kontribusi nuklir bagi energi akan meningkat. Apalagi China berupaya menjadi negara bebas karbon pada 2060.
Mengurangi kebergantungannya dari negara Barat di sektor teknologi tinggi yang strategis, seperti pembangkit listrik, merupakan tujuan utama rencana 'Made in China 2025' yang digulirkan pemerintah.
Pemerintah menggelontorkan subsidi miliaran dolar kepada perusahaan-perusahaan China untuk mempercepat proses tersebut, langkah yang membuat marah mitra dagang China dan memicu perang dagang dengan Amerika Serikat.
Pembangunan PLTN Hualong One di Provinsi Fujian dimulai pada 2015. Saat ini ada enam reaktor lain yang dibangun di dalam dan luar negeri.
Hualong One rencananya akan digunakan secara komersial pada akhir 2020 setelah uji coba rampung.
China memiliki 47 pembangkit nuklir dengan total kapasitas pembangkitan 48,75 juta kilowatt, tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Prancis.
Editor: Anton Suhartono