Dianggap Tokoh Perbudakan di AS, Patung Christopher Colombus Dipenggal Kepalanya
BOSTON, iNews.id - Patung Christopher Colombus dirusak orang tak dikenal di kota Boston, Amerika Serikat. Patung tersebut terpenggal di bagian kepalanya.
Dilansir dari AFP, polisi mendapat laporan dari seorang warga yang tengah berolahraga lari di dekat lokasi patung. Saat ditemukan kepala patung tersebut sudah terlepas dari badannya dan tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri.
Polisi menduga aksi vandalisme tersebut dilakukan pada Selasa (9/6/2020) tengah malam. Sampai berita ini diturunkan otoritas keamanan belum mengamankan seorang terkait perusakan tersebut.
Sejak munculnya gerakan demonstrasi Black Lives Matters menyusul kematian pria afro-america, George Floyd di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu, sejumlah simbol-simbol kolonialisme dan rasisme jadi sasaran perusakan.
Di kota Miami, patung Colombus lainnya dirobohkan para demonstran begitu juga di kota Richmond, Virgina, pekan kemarin mereka mencabut patung penjelajah asal Italia itu kemudian membuangnya ke danau.
Colombus yang diklaim sebagai orang pertama menemukan benua Amerika dianggap bertanggung jawab atas pemusnahan penduduk asli Amerika, suku Indian, sejak kedatangannya pada 1502.
Selain itu, Colombus diyakini juga berperan di balik meletusnya perang sipil serta pro terhadap kebijakan perbudakan di Amerika bagian selatan.
"Bersamaan dengan demo Black Lives Matter saya pikir itu hal yang baik untuk memanfaatkan momentum ini," ujar seorang warga Bostonyang tak mau disebutkan namanya.
"Sama seperti orang kulit hitam di negara ini, orang pribumi (Indian) juga telah dianiaya. Saya pikir geraka ini sangat kuat dan ini sangat simbolis," ujarnya.
Aksi vandalisme terhadap patung tokoh bangsa juga dilakukan demonstran di Inggris. Mereka menurunkan patung Cecil Rhodes dan menceburkannya ke laut di kota pelabuhan, Bristol.
Sementara Wali Kota Inggris, Shadiq Khan, berinisiatif membongkar patung tokoh perbudakan Inggris jaman kolonial, Robert Milligan, di depan London Meseum. Langkah tersebut diambil sebagai bentuk dukungan keadilan bagi warga kulit hitam.
Editor: Arif Budiwinarto