Eks Karyawan Whistleblower Kebobrokan Boeing Ditemukan Tewas usai Bersaksi, Pengacara: Hari yang Tragis
Barnett sedang berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus whistleblower Boeing tersebut, saat kematiannya. Barnett menuduh perusahaan tersebut telah merendahkan karakternya dan menghambat kariernya karena menyuarakan masalah standar keselamatan pesawat.
Pekan lalu, dia memberikan pernyataan resmi telah ditanyai oleh pengacara Boeing sebelum pemeriksaan silang oleh pengacaranya sendiri.
Dia menginap di sebuah hotel untuk memberikan kesaksian terkait gugatan whistleblower terhadap perusahaan. Barnett seharusnya dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu lalu. Karena dia tidak hadir, penyelidikan dilakukan di hotelnya. Namun, dia ditemukan tewas dalam truknya di tempat parkir hotel.
Pengacaranya Brian Knowles menggambarkan kematian Barnett sebagai sesuatu yang tragis. Dia juga mengaku meragukan kondisi kematiannya.
"Hari ini adalah hari yang tragis," tulis Knowles dalam sebuah email kepada Corporate Crime Reporter, dilansir dari The Independent.
"John telah bolak-balik selama beberapa waktu untuk mempersiapkan diri. Pihak pembela memeriksanya selama tujuh jam yang diizinkan sesuai peraturan pada hari Kamis."
Sementara Boeing dalam sebuah pernyataan menyampaikan mereka sedih mendengar kabar kematian Barnett. "Kami sedih atas meninggalnya Barnett dan hati kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya."

Kematian Barnett terjadi saat standar produksi di Boeing dan pemasok utamanya Spirit Aerosystems dalam pengawasan ketat. Hal ini menyusul insiden ledakan di pintu keluar darurat Boeing 737 Max baru pada awal Januari lalu, tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland, Oregon.
Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan empat baut kunci yang dirancang untuk menahan pintu pesawat dengan aman di tempatnya, tidak dipasang.
FAA (The Federal Aviation Administration) atau otoritas penerbangan AS pada pekan lalu mengatakan, hasil audit enam minggu terhadap perusahaan tersebut menemukan beberapa contoh Boeing diduga gagal mematuhi persyaratan kontrol kualitas manufaktur.
Editor: Maria Christina