Gara-Gara Virus Corona, Warga Kulit Hitam di China Jadi Korban Rasisme
Onyeama mengatakan, perlakuan seperti itu tidak bisa diterima oleh pemerintah dan rakyat Nigeria.
Dia mendesak otoritas China segera menyelesaikan permasalahan ini.
Uni Afrika pada Sabtu pekan lalu menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai situasi di Guangzhou dan meminta China segera mengambil tindakan korektif.
Otoritas Guangzhou menyatakan, setidaknya delapan warga Afrika terinfeksi virus corona. Mereka tinggal di Distrik Yuexiu yang dikenal sebagai little Africa. Lima dari penderita merupakan warga negara Nigeria.
Temuan ini memicu kemarahan luas di kota berenduduk 15 juta jiwa itu setelah muncul laporan muncul bahwa mereka melanggar karantina wajib dan pergi ke beberapa restoran dan tempat umum lainnya.
Beberapa warga Afrika mengatakan, setelah kejadian itu mereka diusir secara paksa dari rumah dan hotel. Seorang di antaranya terpaksa tidur di kolong jembatan selama 4 hari. Tidak hanya itu, tak ada satu toko pun yang menerima dia untuk membeli makanan.
Pada Minggu (12/4/2020), setelah meningkatnya tekanan internasional, Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah sangat memperhatikan keberlangsungan hidup dan kesehatan warga asing serta mengecam semua komentar dan tindakan rasis dan diskriminatif.
Salah satu gerai makanan cepat saji McDonald’s di Guangzhou meminta maaf setelah membuat pengumuman bahwa oorang kulit hitam dilarang masuk.
Editor: Anton Suhartono