Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ini Peran Ilmuwan Palestina Omar M Yaghi hingga Diganjar Hadiah Nobel Kimia 2025
Advertisement . Scroll to see content

Hadiah Nobel Kimia 2019 Jatuh kepada 3 Ilmuwan yang Mengembangkan Baterai Lithium Ion

Rabu, 09 Oktober 2019 - 19:10:00 WIB
Hadiah Nobel Kimia 2019 Jatuh kepada 3 Ilmuwan yang Mengembangkan Baterai Lithium Ion
Akira Yoshino menggelar jumpa pers di Tokyo setelah diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Kimia 2019 (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

Whittingham menemukan cara untuk memanfaatkan energi potensial dalam lithium, logam sangat ringan yang bisa mengapung di air. Dia membuat baterai yang bahannya berasal dari lithium karena kecenderungan elemen tersebut untuk melepaskan elektron, sehingga bisa mentransfer energi. Penelitian Whittingham dilatarbelakangi keresahannya untuk mencari sumber energi alternatif saat terjadi krisis minyak pada 1970-an.

Namun saat itu baterai hasil karnyanya belum stabil untuk digunakan.

Lalu Goodenough membangun baterai yang didasarkan dari prototipe produk Whittingham, menggantikan senyawa logam dan menggandakan energi potensial pada baterai menjadi 4 volt.

Hasil penelitian Goodenough ini yang membuka jalan bagi terwujudnya baterai lithium yang jauh lebih kuat dan tahan lama.

Pada 1985, Yoshino menyempurnakan dengan menggunakan bahan karbon yang menyimpan lithium ion hingga akhirnya menjadikan baterai ini dapat dikomersialkan. Puncak penelitian dari trio ini menghasilkan baterai paling kuat, ringan, dan dapat di-charge.

Yoshino bekerja di Asahi Kasei Corporation di Tokyo dan menjadi profesor di Universitas Meijo di Nagoya. Sementara Goodenough mengabdi di Fakultas Teknik Universitas Texas di Austin. Lalu Whittingham merupakan profesor di Universitas Binghamto, Universitas Negeri New York.

Penyerahan Hadiah Nobel Kimia 2019 akan dilakukan langsung oleh Raja Carl XVI Gustaf dalam acara di Stockholm pada 10 Desember, bersamaan dengan peringatan meninggalnya ilmuwan Alfred Nobel pada 1896.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut