Ini Alasan Turki Menyerang Suriah dan Sejarah Suku Kurdi
Mengangkat senjata tampaknya menjadi upaya terakhir mereka untuk mewujudkan negara berdaulat. Karena jumlah terbesar berada di Turki, Kurdi melancarkan serangan merongrong pemerintahan di sana. Dimulai dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah melancarkan pemberontakan selama 35 tahun. Dampaknya, PKK dimasukkan sebagai organisasi teroris dan terlarang di Turki.
Pendiri PKK Abdullah Ocalan sudah dipenjara sejak 1999. Sejak pemberontakan itu, suku Kurdi di Turki tak bisa hidup tenang. Pergantian kepemimpinan silih berganti di Turki dan sikap setiap periode tetap sama, melawan upaya Kurdi mendirikan negara sendiri.
Setelah Turki dilanda perang saudara pada 2011, Kurdi mengambil keuntungan dari kekacauan itu untuk mendirikan wilayah otonom di utara Turki yang berbatasan dengan Suriah. Sejak itu Turki melakukan dua serangan lintas-batas besar termasuk ke wilayah Suriah, yakni pada 2016 dan 2018. Turki meluncurkan serangan ketiga pada 9 Oktober 2019.
Di Irak, suku Kurdi juga teraniaya di bawah rezim Saddam Hussein yang didominasi orang Arab. Namun mereka bisa bangkit setelah kekalahan Irak dalam Perang Teluk pada 1991. Tentunya Kurdi berterima kasih kepada Amerika Serikat yang dianggap mengakhiri penindasan mereka.
Mereka membentuk wilayah otonomi de facto di utara, yang diresmikan oleh konstitusi Irak pada 2005. Pada 2017 suku Kurdi Irak memilih merdeka dalam referendum yang tidak mengikat.