Kisah Pendeta yang Mengaku Gay di Usia 91 Tahun
"Mengingat kemunafikan otoritas gereja yang terus berlanjut, saya tidak siap untuk mengakui jati diri saya," ujarnya dalam bukunya.
Dia selalu rapuh. Pada satu titik, seorang pembaca awam ditugaskan kepadanya untuk membantunya dalam tugas-tugasnya ketika seorang imam mengancam akan mengeksposnya.
Underhill berdiri teguh, karena dia tidak berpikir lelaki itu punya bukti -hanya kecurigaan.
Dia tidak terungkap -untungnya, karena dia merasa itu terlalu dini, mengingat "kemunafikan otoritas gereja". Ttetapi insiden itu membuatnya tersadar akan kelemahan menyembunyikan homoseksualitasnya: itu dapat digunakan sebagai senjata untuk memeras.
Kebebasan
Buku Underhill tidak membahas tentang keengganan gereja untuk berdamai dengan homoseksualitas.