Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pramono Resmikan Gereja HKBP Pondok Kelapa, Urus Izin 35 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pendeta yang Mengaku Gay di Usia 91 Tahun

Jumat, 24 Januari 2020 - 07:11:00 WIB
Kisah Pendeta yang Mengaku Gay di Usia 91 Tahun
Underhill mengatakan dia merasa nyaman dengan dirinya untuk pertama kali setelah sekian lama. (FOTO: JUSTIN CREEDY SMITH)
Advertisement . Scroll to see content

Underhill menyalahkan penafsiran yang salah dari tulisan suci sebagai akar penyebab masalah. Sebagai seorang bocah, dia bersekolah di Sekolah Minggu dan melihat Yesus sebagai panutannya.

"Saya terpesona oleh penggambaran Yesus dalam Injil sebagai orang yang menentang naluri kesukuan dan membela yang tertindas," katanya, dalam otobiografinya.

Mendengarkan drama radio yang didasarkan pada kehidupan Yesus, The Man Born to be King, menginspirasi Underhill muda yang kesepian.

"Saya diam-diam memintanya menjadi teman dan pembimbingku dalam hidup."

Dan ketika dia mendekati usia 50 tahun, Underhill mencari hubungan yang lebih dekat dengan pembimbingnya, dan bergabung dengan masyarakat Santo Fransiskus -sebuah ordo Anglikan- karena dia mendapati komunitas itu sebagai komunitas tanpa homofobia.

Kemunafikan di gereja

Dia belajar selama tiga tahun di Canterbury School of Ministry untuk menjadi seorang pendeta. Dia kemudian bertugas di beberapa tempat tanpa membuka jati dirinya bahwa dia gay.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut