Kisah Tahanan Muslim Xinjiang, Dipaksa Makan Babi dan Dilarang Salat
Pria dari etnis Kazakh itu menghabiskan beberapa pekan di kamp Karamay sebelum pindah ke Turki pada tahun lalu. Menurut dia, aktivitas yang dialaminya meninggalkan trauma dan jauh dari kesan mendidik.
Para tahanan, kata Bekali, dipaksa untuk menghapus keyakinan sebagai muslim.
"Setiap pagi, pukul 07.00 hingga 07.30, kami harus menyanyikan lagu kebangsaan China. Kami bernyanyi bersama, 40 atau 50 orang, menghadap tembok," kata Belaki, kepada AFP, di Istanbul.
"Saya tidak pernah benar-benar ingin bernyanyi, tetapi karena diulangi setiap hari, lagu itu jadi meresap. Bahkan setahun kemudian, musik itu masih beresonansi di kepala saya," katanya.
Lahir di Xinjiang dari orangtua etnis Uighur dan Kazakh, Bekali berangkat ke Kazakhstan pada 2006 untuk mencari pekerjaan. Di sana, dia mendapat kewarganegaraan.
Namun saat berkunjung ke Xinjiang pada Maret 2017 untuk perjalanan bisnis, dia ditangkap dengan tuduhan membantu terorisme. Setelah menghabiskan 7 bulan di penjara, dia dikirim ke kamp tersebut.