Militer Filipina dalam Kondisi Siaga Setelah Menangkap Pemimpin Kelompok Abu Sayyaf
MANILA, iNews.id - Pasukan keamanan Filipina dalam kondisi siaga setelah penangkapan pemimpin kunci kelompok militan Abu Sayyaf, Abduljihad Susukan.
Kelompok Abu Sayyaf diyakini akan melancarkan serangan balasan setelah menangkap pria yang dituduh bertanggung jawab atas serangkaian penculikan dan pemenggalan beberapa warga asing di Filipina.
Susukan ditangkap di Kota Davao lalu diterbangkan ke Manila untuk ditahan di Markas Besar Kepolisian Filipina, Jumat (14/8/2020).
Dalam keterangannya, kepolisian Filipina menyatakan Susukan didakwa dengan 23 tuduhan pembunuhan, lima penculikan, dan enam percobaan pembunuhan.
"Kepolisian Nasional Filipina bersama Angkatan Bersenjata Filipina tetap waspada untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan balasan," kata juru bicara kepolisian, Bernard Banac, dikutip dari AFP, Minggu (16/8/2020).
Susukan diduga kuat berada di balik pemenggalan kepala turis Kanada, Robert Hall dan John Ridsdel, pada April 2016, setelah permintaan uang tebusan ditolak.
Juru bicara militer Edgard Arevalo menambahkan, pada 2017 kelompok itu juga memenggal kepala Jurgen Kantner yang diculik dari kapal pesiarnya di lepas pantai Filipina setahun sebelumnya.
Menurut Arevalo, ada kemungkinan kuat kelompok Susukan juga berada di balik pemenggalan sandera asal Malaysia, Bernard Then, pada 2015.
Disebutkan, Susukan berada di Davao untuk mendapatkan tangan palsu. Dia kehilangan satu tangan dalam baku tembak dengan pasukan keamanan.
Menurut polisi, Susukan ditangkap di rumah pemimpin pemberontak Nur Misuari. Misuari sedang menunggu persidangan terkait serangan oleh ratusan pengikutnya ke Kota Zamboanga pada 2013 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Terlepas dari tuduhan tersebut, Misuari diperbolehkan untuk tinggal di rumahnya dan bepergian. Pada tahun lalu Presiden Rodrigo Duterte meminta bantuan Misuari untuk merundingkan perdamaian dengan berbagai kelompok bersenjata di Filipina selatan serta membantu pembebasan sandera kelompok Abu Sayyaf.
Editor: Anton Suhartono