Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Sementara itu, Ukraina juga menuduh Rusia berulang kali melanggar gencatan senjatanya sendiri. Bersama dengan negara-negara besar Eropa, Kyiv menuntut agar Putin menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari atau menghadapi sanksi baru yang besar-besaran.
Putin teguh pada persyaratannya untuk mengakhiri perang. Pada bulan Juni 2024, dia mengatakan bahwa Ukraina harus secara resmi menghentikan ambisi bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari seluruh wilayah empat wilayah Ukraina yang diklaim oleh Rusia.
Pejabat Rusia juga telah mengusulkan agar Amerika Serikat (AS) mengakui kendali Rusia atas sekitar seperlima wilayah Ukraina dan menuntut agar Ukraina tetap netral, meskipun Moskow telah mengatakan tidak menentang ambisi Kyiv untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Putin secara khusus menyebutkan rancangan kesepakatan 2022 yang dinegosiasikan Rusia dan Ukraina tak lama setelah invasi Rusia pada Februari 2022.
Berdasarkan rancangan tersebut, Ukraina harus menyetujui netralitas permanen sebagai imbalan atas jaminan keamanan internasional dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Inggris, China, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat.
"Bukan Rusia yang memutuskan negosiasi pada 2022, melainkan Kyiv. Rusia siap bernegosiasi tanpa prasyarat apa pun," kata Putin.
Dia pun menyampaikan terima kasih kepada China, Brasil, negara-negara Afrika dan Timur Tengah, serta AS atas upaya mereka untuk menengahi konflik Rusia-Ukraina.
Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan ingin dikenang sebagai pembawa damai, telah berulang kali mengatakan ingin mengakhiri perang Ukraina. Pemerintahannya menganggap pertempuran itu sebagai perang proksi antara AS dan Rusia.
Editor: Aditya Pratama