Restorannya Dihancurkan Demonstran George Floyd, Komentar Pengusaha Muslim Ini Menyentuh
Hal senada disampaikan pemilik gerai Teasim di Washington DC, Michelle Brown. Dia mengatakan dalam cuitan, "Sebelum orang-orang berbicara atas nama kami. Black Lives Matter."
Mitra bisnis Brown pun sepakat dengan pemikiran soal perjuangan ras itu.
"Ada asuransi untuk menanggung hal seperti ini, tapi kami sangat sedih dan sakit hati tentang apa yang terjadi di negara ini," kata Linda Neumann, sang mitra bisnis.
Pengusaha lain yakni pemilik kafe Dolcezza, Robb Duncan, turut memahami apa yang dirasakan demonstran.
Kafe yang juga berada di Washington itu juga dirusak dan perabotannya hancur. Duncan harus merogoh 1.200 dolar AS atau sekitar Rp17,5 juta untuk sekadar menutup jendela dengan papan.
“Ada banyak hal yang terjadi bersamaan dengan kegelisahan orang-orang terkait pekerjaan, masa depan, apa yang tengah terjadi, penghasilan mereka, dan pandemi. Saya mengerti dan kami mendukungnya. Jika ada jendela pecah, ini bukan masalah besar. Memang harus ada perubahan,” tuturnya, kepada The Washington Post.
Aksi lain yang tak kalah menyentuh adalah munculnya para relawan yang membantu para pemilik gerai atau toko membersihkan tempat usaha mereka.
"Saya tidak ikut rusuh, tapi saya ada di sana saat 2.000 lebih warga Pittsburgh bersatu. Saya ingin memastikan pesan itu tidak hilang akibat aksi orang bodoh yang melakukan kerusuhan," kata seorang relawan, Russell Ruffolo, kepada Pittsburgh Post-Gazette.
Editor: Anton Suhartono