Studi AS Sebut Covid-19 Sudah Beredar di Wuhan sejak Agustus 2019, China Meradang
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China langsung melontarkan kritik pedas atas makalah yang disampaikan para periset AS itu. Instansi tersebut menuding studi yang dilakukan tim dari Universitas Boston dan Universitas Harvard itu penuh dengan celah dan dibuat dengan serampangan.
Juru Bicara Kemlu China, Hua Chunying mengatakan, dia yakin studi itu adalah bukti dari upaya terkoordinasi di AS untuk secara sengaja membuat dan menyebarkan disinformasi terhadap China.
“Beberapa politisi dan media AS bertindak seolah-olah mereka menemukan harta karun yang terkubur dan menyebarkan dengan ceroboh (penelitian itu), memperlakukannya seperti bukti baru bahwa China menyembunyikan epidemi (corona) itu,” kata Hua kepada wartawan dalam konferensi singkat yang singkat di Beijing, Kamis (11/6/2020), seperti dilansir AFP.
Menurut versi resmi China terkait kronologi pandemi virus corona, kasus pertama Covid-19 ditemukan oleh dokter di Wuhan pada Desember dan mereka berbagi urutan genom dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal Januari. Imperial College London, bekerja sama dengan WHO, juga melacak “silsilah” virus itu dan memperkirakan Covid-19 muncul di China sekitar 5 Desember.
Pemerintah di beberapa negara, termasuk AS dan Australia, dalam beberapa bulan terakhir telah menyerukan penyelidikan mengenai asal-usul Covid-19. Presiden AS Donald Trump pun telah berulang kali mendorong teori konspirasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium China.
Editor: Ahmad Islamy Jamil