Terungkap! Pembeli Amonium Nitrat yang Sebabkan Ledakan Besar di Beirut
Tetapi, setelah beberapa bulan paket amonium nitrat yang dibawa menggunakan kapal milik Rusia, Rhosus, meninggalkan Georgia tidak juga sampai. Fasilitator pengiriman paket tersebut menyebut paket tidak akan tiba disebabkan kendala teknis.
"Kami telah diberi tahu oleh perusahaan itu: ada masalah dengan kapal, pesanan Anda tidak akan terkirim," lanjutnya.
"Jadi, kami tidak pernah membayarnya, kami tidak pernah menerimanya," ucapnya.
Kemudian, lanjut si juru bicara, perusahaannya mengajukan pemesanan lain untuk mengganti yang "sempat dinyatakan hilang" pada pengiriman pertama. Namun, lagi-lagi paket tersebut tidak sampai ke Mozambik setelah kapal pembawanya ditahan di Pelabuhan Beirut, sedangkan muatannya harus diturunkan untuk disita.
"Itu benar-benar diluar kendali kami," katanya melanjutkan.
Telah bekerja di FEM sejak 2008, si juru bicara baru kali itu menjumpai pesanan yang tak pernah sampai. Dia sempat menaruh kecurigaan, pasalnya bahan kimia yang dikirimkan dalam jumlah sangat besar.
"Ini tidak biasa. Ini sama sekali tidak biasa."
"Biasanya, saat Anda memesan apapun yang Anda beli, Anda akan mendapatkan barangnya. Ini dikirim menggunakan kapal, bukan membeli barang dikirim menggunakan pos," pungkasnya.
Ledakan besar di Beirut pada Selasa (4/8/2020) sore menyebabkan 150 orang tewas dan melukai lebih dari 5.000 orang. Insiden mematikan tersebut semakin memicu kemarahan masyarakat yang menuding pemerintah abai dan korup sehingga barang berbahaya bisa berada di pelabuhan dalam waktu lama.
Polisi dan interpol sudah menginterogasi kapten kapal dan pemilik kapal Rhohus guna menggali informasi penting yang bisa mendukung investigasi ledakan.
Editor: Arif Budiwinarto