KAI Commuter Line Kembali Pasang Tanda Larangan Duduk, Kapasitas KRL Dibatasi 60 Persen
Kemudian, Anne juga menjelaskan sebagai upaya menjaga jarak terdapat penyekatan pengguna di setiap stasiun agar kapasitas tidak terisi 100 persen. Hal itu juga diterapkan pada saat jam sibuk.
"Upaya menjaga jarak aman yang selama ini telah dilakukan melalui antrean penyekatan pengguna di stasiun juga masih berjalan. Guna menjaga kapasitas kereta di jam-jam sibuk, petugas akan mengatur pengguna untuk masuk ke kereta. Agar terhindar dari kepadatan dan antrean saat jam sibuk, pengguna dapat merencanakan perjalanannya menggunakan aplikasi KRL Access. Pada aplikasi tersebut, pengguna bisa mengakses informasi kepadatan di stasiun dan posisi KRL secara real time," ucapnya.
KRL Commuter tetap menjalankan 1.005 perjalanan dengan mayoritas di jam sibuk pagi dan sore hari. Tak hanya itu, KAI Commuter juga menambah rangkaian kereta menjadi lebih panjang.
"Saat ini KAI Commuter juga tetap menjalankan 1. 005 perjalanan KRL dengan mayoritas perjalanan beroperasi di jam sibuk pagi dan sore hari. Selain frekuensi perjalanan, upaya memaksimalkan jaga jarak juga dilakukan dengan mengoperasikan rangkaian kereta yang lebih panjang. Mulai akhir Februari lalu KAI Commuter juga telah melakukan uji coba operasi rangkaian KRL dengan formasi 12 kereta (SF 12) di loop line (Jatinegara - Bogor PP), menggantikan satu rangkaian yang sebelumnya terdiri dari 8 kereta (SF 8)," tuturnya.
Sebelumnya, KAI Commuter mulai mencabut tanda larangan duduk di KRL Commuter Line, Rabu (9/3/2022). Dengan demikian, duduk antar penumpang kini tak lagi berjarak.
Hal ini menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 25 Tahun 2022. SE mengatur beberapa kebijakan pelonggaran protokol kesehatan termasuk soal tempat duduk.
Editor: Faieq Hidayat