Ubah Kepgub, Pemprov Kaji Lebih Dalam soal Ganti Nama Jalan Mampang
“Saya akan ubah dulu kepgubnya. Kemudian mekanisme pengusulan juga dibuat terstruktur. Jadi tidak bisa pengusulan itu diterima siapa saja, kemudian dieksekusi oleh siapa saja,” ucap dia.
Sebelumnya muncul petisi perkumpulan Betawi yang menolak pergantian nama Jalan Mampang Raya-Warung Buncit menjadi AH Nasution. Penolakan tersebut juga didukung sejarawan JJ Rizal, seniman Betawi Yahya Saputra, dan penulis GJ Nawi.
Mereka menentang pergantian nama akan mengikis memori sejarah warga Betawi. Nama-nama jalan dan perkampungan-perkampungan di Mampang masih menjaga identitas Betawi.
Sejarawan JJ Rizal mengatakan, pahlawan AH Nasution merupakan nama besar dalam sejarah Indonesia. Jadi sebuah penghormatan besar dari Pemprov DKI menjadikan sebagai nama jalan. Tetapi, menurut dia, kebijakan itu akan bermasalah ketika nama jalan itu disematkan pada jalan yang sudah punya nama. Terlebih, di dalam nama tersebut mempunyai sejarah dan kearifan tradisi lokal adat Betawi.
“Alangkah baiknya jika Pak Anies mencarikan tempat lain yang tidak meyimpan memori kolektif warga Jakarta, sehingga dengan begitu bisa memberi dampak baik bagi warga Jakarta. Bukan malah sebaliknya membuat agresi dan penghilangan identitas warga, apalagi warga betawi yang sudah banyak menjadi korban pembangunan,” ujar JJ Rizal melalui pesan Whatsapp kepada iNews.id.
Pengamat Kebijakan Publik Azas Tigor Nainggolan mengatakan, perubahan nama jalan seorang tokoh nasionalis sangat baik untuk mengasah sifat patriot masyarakat. Tetapi, kata Tigor, Pemprov tetap harus memikirkan aspek dan dampak yang ditimbulkan, sehingga justru tidak memberatkan masyarakat.
“Menurut saya, mengganti gampang, tetapi efek ikutannya seperti nomenklatur dan administrasi itu yang harus diperhatikan. Diminimalisir supaya tidak mempunyai dampak memberatkan atau merugikan masyarakat, itu yang penting,” kata Tigor.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto