19 Puisi Ibu Tercinta, Menyentuh Hati dan Penuh Makna
Sembilan bulan dalam kandungan
Ibu tersiksa siang dan malam
Semanjak itu dia menjaga
Semanjak itu dia berdoa
Nasib mu, oh Ibu…
Setiap seekor serumpuk pun,
Tidak gak bisa menggigit
Si anak kecil itu
Oh…Ibu…
Kaulah seorang yang ku cintai
Kaulah seorang yang ku sayangi
Walaupun seluas samudra
Aku tidak bisa membalas budi mu
Ibu di kursi berdoa
Dari jendela datangnya
Ketika sore sendiri
Menulis di meja kayu jati
Berjatuhan cahaya-cahaya
Dari kerudung, kain dan selopnya
“Kau tetap melihat jam
Sampai ukuran-ukuran yang dalam
Sampai ke dentang-dentang?
Masihkah kau membaca
Mengusap huruf-huruf di saat tidur
Kau tetap mendengar suara laut?”
Biarkan sekali ini ku berbisik
Alangkah indahnya hariku denganmu
Kala arunika menyerbak di kelopak mataku saat pertama kalinya…
Kau buai dengan tangan halus dan air mata bahagia
Sesuatu yang indah dari anugerah-Nya
Kini langkah tak terasa…
Telah ada suara yang berbeda dari suara tangis itu…
Telah ada beban yang berbeda dari sekadar pangkuanmu dulu…
Dan telah ada pelukan hangat ketika kau sedang sendu…
Sungguh segalanya tak sepadan dengan ketegaranmu
Ibu
Ibu
Ibu
Kau lah awal dan akhir dari cinta pertamaku…
Sungguh, biarkan sua ini menyertai…
Bahwa aku sangat menyayangimu