7 Alasan PTM Penting Digelar meski Pandemi Covid-19 masih Berlanjut
JAKARTA, iNews.id - Pembukaan kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19 mendapat respons baik dari sejumlah pihak terkait. Banyak orang tua yang setuju dengan rencana ini dan mendukung anak-anaknya belajar di sekolah.
PTM dinilai membuat anak-anak bisa belajar secara optimal. Mereka akan lebih berkonsentrasi belajar sehingga tidak akan tertinggal pendidikannya.
Menurut pengamat pendidikan dari Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz, profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi selamanya. Dalam proses belajar mengajar secara tatap muka, ada nilai-nilai yang bisa diambil oleh siswa seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika dan moral. Ini hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaanm Riset dan Teknologi (Mendikbud) Nadiem Makarim juga sebelumnya menyampaikan keprihatinannya mengenai kondisi kegiatan belajar mengajar (KBM) daring saat ini. Salah satunya mengenai kemungkinan adanya lost generation.
Menurut Nadiem, kondisi ini cukup menyeramkan karena anak akan ketinggalan belajar. Ini dialami bukan hanya oleh satu atau dua anak, namun dialami oleh satu generasi.
Dia menegaskan, dampak lost generation tidak dapat langsung dirasakan. Ini baru terasa ketika generasi ini tumbuh dewasa pada satu hingga dua dekade yang akan datang.
“Tidak pernah ada yang membicarakan risiko satu generasi masyarakat Indonesia yang akan tertinggal dalam pembelajarannya. Dampak dari lost generation ini akan kita ketahui setelah bertahun-tahun yang akan datang. Yang pasti ada risiko sangat besar dan ini disebut oleh semua badan riset," kata Nadiem Makarim.
Berikut tujuh alasan mengapa pembelajaran tatap muka lebih ideal digelar meski pandemi Covid-19 masih berlanjut:
1. Interaksi dan Komunikasi Lebih Mudah
Selama KBM daring, komunikasi dan interaksi antara guru dengan murid maupun antara sesama murid menjadi terhambat dan tidak berjalan dengan optimal.
Hal ini karena saat KBM daring berlangsung, proses komunikasi hanya terjalin melalui video call atau chat saja. Tentu saja ini dapat menghilangkan kedekatan dan proses komunikasi alami antara guru dan murid, terutama berkaitan dengan proses penyampaian materi.
Proses komunikasi jarak jauh dianggap belum sepenuhnya efektif karena rentan dengan kekeliruan dalam menerima dan mencerna informasi. Artinya, informasi yang disampaikan guru belum tentu akan dicerna sama oleh peserta. Hal ini mungkin karena suara yang kurang jelas atau instruksi yang kurang lengkap serta faktor lainnya.
KBM tatap muka masih dianggap paling ideal karena proses komunikasi dan sosialisasi akan terjalin secara langsung. Informasi dan materi yang diberikan juga akan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh murid.