Belajar Daring Bikin Kemampuan Akademis Peserta Didik Menurun
JAKARTA, iNews.id – Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada dunia pendidikan yang harus menerapkan metode pembelajaran daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Metode ini pun ternyata membuat peserta didik mengalami kemunduran akademis dan nonakademis.
Melansir University Wolrd News, para pelajar di Australia misalnya, mengalami penurunan kemampuan belajar atau learning loss selama pandemi. Penurunan ini terutama dalam membaca sebanyak 22 persen. Di sisi lain, ada 33 persen pelajar yang kemampuan berhitungnya menurun.
Kondisi serupa terjadi di Indonesia. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui laman resminya menyebut PJJ menimbulkan keterbatasan dalam sektor pembelajaran. Sebab, pendidik tidak bisa memberikan materi maksimal dalam pembelajaran daring.
Apalagi, belum sepenuhnya wilayah di tanah air mendapat akses internet. Seperti diketahui, PJJ sangat mengandalkan jaringan internet. Jika hal tersebut tidak mampu terpenuhi, maka PJJ tak bisa maksimal.
Sementara itu, penurunan jumlah penerimaan peserta didik baru di beberapa universitas bergengsi luar negeri juga terjadi. Salah satu universitas ternama dengan jumlah peserta didik yang lolos seleksi masuk menurun adalah Harvard University.
Mengutip laman resmi Harvard Magazine, Harvard hanya menerima 3,4 persen dari total pelamar pada 2021. Padahal, di tahun sebelumnya Harvard bisa menerima 4,9 persen mahasiswa dari jumlah pelamar secara keseluruhan.
Penurunan jumlah peserta didik yang diterima tersebut mendapat atensi dari banyak pihak. Seperti dilansir dari laman the Harvard Crimson, salah satu faktor yang dirasa menjadi penyebabnya meningkatnya patokan nilai kelulusan di Harvard. Selama pandemi, Harvard menerapkan proses seleksi yang semakin ketat.
Di Indonesia, penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang digelar sejak Senin (30/8/2021) di beberapa daerah diharapkan bisa menekan risiko learning loss. Apalagi, pemulihan penurunan kemampuan peserta didik baik akademis dan nonakademis karena tidak memperoleh pembelajaran yang optimal ini butuh waktu lama. Berdasarkan kajian Kemendikbud Ristek, pemulihan learning loss bisa memakan waktu hingga sembilan tahun.
Editor: Maria Christina