Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Politisi Partai Republik Berupaya Batalkan Kemenangan Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York
Advertisement . Scroll to see content

Buru Komunis di Rimba Kalimantan, Hendropriyono Lolos dari Maut meski Dikepung Musuh

Minggu, 01 Agustus 2021 - 05:41:00 WIB
Buru Komunis di Rimba Kalimantan, Hendropriyono Lolos dari Maut meski Dikepung Musuh
Mantan Kepala BIN, Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono pernah lolos dari maut saat dikepung musuh saat menjalankan tugas di belantara Kalimantan tahun 1972. (Foto: iNews.id/Felldy Utama)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Berbagai operasi dramatis menaungi kisah sejumlah prajurit Kopassandha yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Tak terkecuali  bagi Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono saat menjalankan operasi di belantara Kalimantan Barat.

Pada tahun 1972, 1972, Hendropriyono yang kala itu berpangkat Kapten mendapat tugas memburu gerombolan bersenjata komunis yakni Pasukan Gerilya Rakyat Serawak/Paraku yang bersembunyi di Kalimantan. Kisah itu tertuang dalam buku “Sintong Panjaitan Perjalanan Prajurit Para Komando”.

Sayap bersenjata di bawah naungan North Kalimantan Communist Party (NKCP) yang dipimpin Wen Min Chyuan dari sebuah organisasi bernama Organisasi Komunis Sarawak di Malaysia ini awalnya dibina oleh TNI saat konfrontasi dengan Malaysia. Namun seiring perubahan peta politik nasional, pascaperistiwa G30/S/PKI, kelompok ini menjadi lawan bagi TNI.

Di bawah pimpinan Komandan Satgas 42 Kopassandha Mayor Sintong Panjaitan, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu ditugaskan menerobos masuk ke jantung pertahanan musuh untuk memburu gerombolan komunis bersenjata pimpinan Then Bu Ket yang telah menyerang bivak dan menewaskan Pratu Rukiat.

Sebagai Kasi 1/Intelijen Satgas 42 Hendropriyono langsung memimpin Tim Parako berkekuatan 16 orang memburu kelompok tersebut. Tim kemudian diterbangkan dengan Helikopter Sikorsky S 34 Twin Pac AURI menuju Kampung Aruk di daerah penyangga.

Setibanya di kampung tersebut semua penduduk ternyata berpihak kepada gerombolan bersenjata. Penduduk tampak tidak suka dengan kedatangan orang asing.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut