Gajah Dikerahkan Bantu Penanganan Banjir di Aceh, BKSDA Pastikan Prinsip Animal Welfare
JAKARTA, iNews.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengerahkan empat ekor gajah terlatih beserta tim pendukung ke sejumlah titik di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Gajah-gajah itu dikerahkan untuk mempercepat penanganan dan pemulihan pascabanjir.
"Ini bukti betapa gajah bukanlah musuh manusia, jangan rusak habitatnya, jangan ganggu rumah mereka. Karena dalam situasi darurat, saat semua sudah lumpuh, Gajahlah yang akan melindungi manusia,” kata Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, Rabu (10/12/2025).
Ujang menyampaikan sebelum gajah diturunkan ke lapangan, tim Balai KSDA Aceh terlebih dahulu melakukan survei menyeluruh terhadap kondisi lokasi, aksesibilitas, tingkat keamanan, dan kebutuhan operasional. Hasil survei tersebut menjadi dasar penentuan rute, titik kerja, area istirahat gajah, serta pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi satwa.
Sebagai bagian dari komitmen menjaga kesehatan gajah, kata dia, tim memastikan area istirahat telah dipersiapkan secara memadai, termasuk ketersediaan pakan yang cukup, suplemen pendukung, serta sistem pemantauan kesehatan yang dilakukan secara berkala.
Kebutuhan air minum satwa juga menjadi perhatian utama. Hal ini untuk menjamin kecukupan konsumsi air, tim menyiagakan satu unit mobil slip-on berisi tangki dan selang air yang stand by setiap saat di lokasi kerja.
Ujang menerangkan, pemanfaatan gajah terlatih untuk penanganan bencana sebenarnya telah diterapkan di beberapa negara Asia termasuk Indonesia saat ketika bencana Tsunami Aceh 2004 lalu, dan merupakan salah satu bentuk guna liman atau pemanfaatan gajah secara lestari dengan prinsip kehati-hatian. Gajah memiliki kemampuan efektif dalam penanganan bencana selama dilakukan secara aman, didampingi mahout/petugas, dan mengedepankan kesejahteraan satwa atau animal welfare.