Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar 23 Produk Kosmetik Dilarang Beredar BPOM, Mengandung Bahan Berbahaya
Advertisement . Scroll to see content

Guru Besar UI Kembangkan Kosmetik dari Bahan Biomassa, Apa Keunggulannya?

Jumat, 07 Juli 2023 - 11:09:00 WIB
Guru Besar UI Kembangkan Kosmetik dari Bahan Biomassa, Apa Keunggulannya?
Prof Dewi, Guru Besar UI Kembangkan Kosmetik Berbahan Biomassa (Dok. UI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Dewi Tristantini mengembangkan produk kosmetik dari bahan biomassa. Lantas, apa saja keunggulannya?

Menurut Dewi biomassa adalah istilah yang digunakan untuk menyebut semua bahan organik yang berasal dari tanaman budidaya yang dapat dijadikan sumber bahan baku bagi industri makanan, obat herbal hingga kosmetik. Kandungan ini pun mampu mendorong kemajuan industri herbal dan kosmetik di Indonesia.

"Biomassa sangat baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, karena bahan baku yang sangat melimpah ada di sekitar kita yang disebabkan oleh biodiversity Indonesia yang termasuk sepuluh besar di dunia,” ujar Dewi dikutip Jumat (7/7/2023).

Pemanfaatan biomassa yang melimpah tersebut, kata Dewi, bisa menciptakan bahan-bahan organik inovatif terbarukan sehingga berpeluang sebagai pengganti bahan sintetik yang kurang ramah lingkungan.

Tak hanya itu, letak Indonesia sebagai daerah tropis, membuat peluang yang lebih besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Tercatat, ada sekitar 9 ribu jenis senyawa fitokimia yang sudah teridentifikasi hingga saat ini, tetapi baru sekitar 200 jenis yang dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan.

"Modernisasi pengembangan produk herbal dan kosmetik berbahan biomassa, memerlukan bantuan ilmu yang sifatnya rasionalitas, salah satunya adalah komputasi eksperimen,” tuturnya.

Keunggulan kedua, lanjut Dewi, adalah nilai keekonomian atau daya saing dari produksi. Dengan begitu, industri herbal dan kosmetik bisa berperan di tengah masyarakat yang terus berkembang.

Kata Dewi, simulasi produksi (SP) obat herbal perlu dilakukan untuk mengetahui daya saing atau viabilitas ekonominya. Program industri seperti Aspen Technology dan Superpro Designer digunakan untuk memprediksi biaya produksi obat herbal/ kosmetik agar komersialisasinya sesuai dengan hasil pengujian metode In Silico. 

“Dari penelitian yang telah dilakukan, saya telah menghasilkan tiga produk obat herbal dan satu bahan kosmetik yang diproduksi secara terbatas,” kata Dewi.

Adapun, hasil inovasi tersebut, di antaranya Jamu Serba Guna Bancar Resik (SGBR), yaitu obat herbal untuk mencegah/mengurangi atheroschlerosis; Jamu Turun Tegang Syaraf (TTS), yaitu obat herbal untuk mencegah/mengurangi sakit syaraf terjepit (Trigeminal Neuralgia); Jus dan Kapsul Ekstrak Daun Sambung Nyawa, yaitu produk herbal antioksidan tinggi; dan scrub berbahan Selulose Asetat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang ramah lingkungan.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut